Cerita Bagaimana Iskandar Soesman Membuat Panada Framework

Kresna Galuh 6 November 2014

Cerita Bagaimana Iskandar Soesman Membuat Panada Framework

Memiliki karya yang berkualitas dan bermanfaat, apalagi sampai digunakan oleh perusahaan ternama tentu merupakan sebuah kebanggaan tersendiri. Kali ini CodePolitan akan coba membahas tentang bagaimana Iskandar Soesman, seorang yang notabene bukan berasal dari jurusan IT (Sarjana Sosiologi) membuat Panada Framework yang kemudian digunakan oleh Kompasiana dan Detik.com.

Panada framework adalah framework PHP yang dibangun untuk web development. Framework ini dikembangkan dengan tujuan membantu para pengembang website untuk bekerja lebih cepat, lebih mudah dan lebih alamiah dalam penulisan kode. Pertama kali dikembangkan oleh Iskandar Soiesman pada tahun 2010.

panada_logo

Sabtu, 1 November 2014, untuk pertama kali Panada Framework mengadakan conference yang bersifat nasional. Ini adalah conference pertama yang dilakukan oleh pengembang framework di Indonesia. Berlokasi di Ballroom Menara Bank Mega Lantai 3 Jl. Kapten Tendean 12-14A Jakarta. Dalam kesempatan tersebut Iskandar Soiesman atau yang biasa dikenal dengan Kandar berbagi pengalamannya dalam mengembangkan Panada Framework.

Panada lahir karena ada jarak yang sangat jauh antara framework PHP pada umumnya dengan native PHP. Jarak tersebut membuat seolah mempelajari native PHP dan mempelajari sebuah framework adalah dua hal yang sangat berbeda. Walaupun sebenarnya mempelajari sebuah framework tanpa mengerti PHP native adalah sebuah langkah yang keliru. Mulai dari penulisan kode dan kerangka kerja sangat berbeda. Dan masalah selanjutnya adalah terkadang kita tidak mengerti bagaimana alur framework tersebut bekerja. Bagaimana file index.php bisa menghubungkan semua konfigurasi dengan fungsi-fungsi yang sudah disediakan di dalam framework tersebut. Dibutuhkan pengalaman dan pemahaman lebih untuk mengerti semua cara kerja framework tersebut. Dalam development mungkin akan cepat, kita hanya perlu mengikuti aturan dari framework tersebut saja, dan banggg....!!! development menjadi cepat. Namun pernahkah kita memikirkan, rasanya ada yang kurang? Saya mau sebuah framework yang tidak hanya membuat saya cepat dalam development, tapi juga membuat saya belajar lebih banyak darinya. Oleh karena itu saya mau framework yang penulisannya tidak jauh berbeda dengan native PHP. Iskandar menjelaskan di tengah presentasinya.

Iskandar juga menambahkan, bahwa jika sebuah framework itu bekerja dan penulisannya tidak jauh dari native PHP-nya maka para novice yang baru belajar PHP pun akan lebih mudah untuk mempelajarinya, serta tidak merasa bahwa belajar PHP dan frameworknya adalah benar-benar 2 hal yang terpisahkan. Sehingga dengan demikian tidak akan ada lagi orang yang bisa menggunakan framework tetapi tidak mengerti native PHP.

Terkait framework sebenarnya adalah masalah pilihan. Tidak bisa kita bilang sebuah framework A lebih bagus dari pada framework yang lainnya, masing-masing punya kelebihan dan kekuranganya. Jika ingin sebuah framework yang sangat cepat performa, bisa gunakan Phalcon. Jika ingin framework yang banyak digunakan di Indonesia dan komunitasnya kuat, bisa pake CodeIgniter. Kalau mau framework yang menawarkan Composer dan mendukung teknologi terkini, Laravel bisa dicoba. Nah buat yang mau framework yang aturannya sederhana, penulisannya tidak jauh berbeda dengan native PHP serta bisa belajar bagaimana sebuah framework bisa bekerja, Panada bisa dicoba. Pada akhirnya sebuah framework yang baik harus mendukung 3 hal berikut:

  1. Fast in runtime
  2. Fast in development
  3. Easy to use

Walaupun Panada Framework dibangun atas prinsip kesederhanaan KISS atau Keep it Simple Son!, tapi bukan berarti Panada tidak memiliki performa yang cepat. Iskandar sangat konsen dalam hal kecepatan dalam mengembangkan Panada Framework. Walaupun masih kalah cepat dari Phalcon (1033.79 requests per second), tapi Panada bisa bersaing dengan framewok PHP lainnya. Berikut hasil pengujian yang dilakukan oleh Iskandar dalam segi performa kecepatan Panada dibanding Yii2, Laravel dan CodeIgniter:

Kemudian di penghujung presentasi, Iskandar bercerita bahwa sebenarnya dia bukanlah lulusan komputer. Dia hanyalah sarjana Sosiologi yang tersesat di belantara pemrograman.

Iskandar Soiesman menjelaskan bahwa ketertarikannya terhadap dunia pemrograman dimulai ketika dia sedang mengerjakan tugas kliping. "Saat itu saya sangat kesulitan mencari bahan di perpustakaan, sangat acak-acakan. Saya ingin sesuatu yang seperti Google di Perpustakaan, hanya tinggal mengetikan judul buku, saya bisa tahu buku itu ada di rak mana", ungkap Kandar. "Karena penasaran kemudian saya tanya ke temen saya yang mahasiswa IT, dan dia menjelaskan saya harus membuat database pake MySQL. Ketika itu saya bahkan tidak mengerti apa yang dia maksud dengan database dan MySQL".

Dari situ kemudian Iskandar Soiesman berniat secara brutal untuk belajar pemrograman. Disebut secara brutal, karena dia tidak tahu harus belajar apa dulu. Dia memutuskan untuk membeli buku tentang pemrograman. Dan kebetulan yang dibelinya adalah buku tentang PHP. Maka belajarlah dia pemrograman PHP sejak saat itu.

"Waktu itu saya nggak tahu apa-apa tentang pemrograman, dan nggak tau harus belajar apa. Karena waktu itu kebetulan buku yang saya temukan adalah buku tentang pemrograman PHP, maka sekarang jadilah saya programmer PHP. Mungkin jika waktu itu saya membeli buku C, saya akan jadi programmer C sekarang." Ungkap Iskandar Soiesman sambil bercanda.

Setelah lulus, Iskandar Soiesman bekerja di Kompas. Di situlah dia mulai mengembangkan Panada Framework. Panada Framework mulai digunakannya untuk membangun project web Kompasiana. Selanjutnya Iskandar Soiesman pindah ke Detik, dan mulai menggunakan Panada Framework untuk membangun web Detik.com.

Buat kamu yang tertarik untuk mengenal lebih dalam tentang Iskandar Soiesman, kamu bisa ke twitternya di @k4ndar atau via Linkedin di https://www.linkedin.com/in/ikandars/.

Informasi seputar Panada Framework bisa kamu lihat di: https://panada.github.io/documentation/id/

Berikut slide presentasi yang digunakan oleh Iskandar Soiesman di Panada Conference 2014 lalu:

Info lengkap seputar Panada Conference 2014 bisa dilihat di: http://panadaframework.com/event/2014/conference.html