10 Tantangan Developer Indonesia Versi BEKRAF Developer Conference

Hadyan Palupi 4 Desember 2016

10 Tantangan Developer Indonesia Versi BEKRAF Developer Conference

BEKRAF berkerjasama dengan Dicoding Indonesia telah berhasil menyelenggarakan rangkaian acara BEKRAF Developer Day yang telah diadakan di beberapa wilayah di Indonesia dengan total 5000 peserta developer.

BEKRAF Developer Days ini ditutup dengan sebuah acara puncak di bilangan Jakarta Selatan pada 27-28/11 yang lalu. Hadir 188 top developer terpilih yang telah menghasilkan total download 175 juta merumuskan 64 masalah/tantangan dengan 5 faktor besar yaitu market, talenta, regulasi, insfrastruktur, permodalan. Berikut merupakan Steering Committe yang telah dipilih untuk merumuskan tantangan developer Indonesia :

bdc11
  • Adam Ardisasmita (Co Founder Arsanesia)
  • Aulia Faqih (Intel Black Belt Software Developer)
  • Agung Subagiyo (Co Founder Minimo Studio)
  • Andi Taru (Co Founder Educa Studio)
  • Arief Widhiyasa (Co Founder Agate Studio)
  • Cipto Adiguno (Co Founder Ekuator Games)
  • Dito Suwardita (Co Founder Digital Happiness)
  • Fauzil Hamdi (Co Founder The Wali Studio)
  • Narenda Wicaksono (Co Founder Dicoding)
  • Nurendratoro (CTO OLX Indonesia)
  • Ray Rizaldy (Co Founder GITS Indonesia)
  • Sidiq Permana (Co Founder Nusantara Beta)
  • Steve Lie (Co Founder Game5Mobile)
  • Yanuar Tanzil (Co Founder IPlayAllDay)

Baca juga: BEKRAF Developer Converence Hubungkan Pemerintah, Industri dan Developer

Dari 64 masalah/tantangan yang ada, dipilih 10 tantangan yang paling urgent saat ini dihadapi oleh para developer di Indonesia dan disampaikan kepada Pemerintah dan Industri guna terciptanya sinergi diantara 3 entitas yang ada. Berikut adalah 10 tantangan yang dianggap urgent oleh pada developer Indonesia :

(1) Promosi Digital (market)

  • Pemerintah melakukan kampanye nasional untuk mengedukasi pentingnya menghargai dan memakai karya (aplikasi dan games) lokal.
  • Diperlukan etalase bersama (marketplace) aplikasi / games yang bisa dipromosikan oleh pemerintah.
  • Diperlukan edukasi ke developer mengenai bagaimana cara promosi digital yang efektif.

(2) Investor (Permodalan)

  • Perlu ada edukasi terhadap developer tentang bagaimana “investment works”, cara pitching, negosiasi terhadap investor, dan “how to build your own business”.
  • Perlu ada edukasi untuk investor (terutama lokal) agar mau untuk melakukan investasi di produk kreatif (digital).
  • Dibutuhkan roadshow (pameran) karya aplikasi dan game ke publisher lokal dan global.

(3) Market Research (infrastruktur)

  • Pemerintah membeli market research global untuk kemudian didistribusikan ke developer lokal.
  • Pemerintah atau industri secara berkala merilis laporan tentang kementerian atau sektor industri yang sedang mengalami masalah atau membutuhkan solusi teknologi.
  • Perlu ada market research yang memetakan potensi dari setiap daerah.

(4) Dukungan industri Tech. (Talent)

  • Mendorong industri internasional untuk membuka R&D di Indonesia dengan syarat menggunakan tenaga lokal, melibatkan dalam development, dan ada transfer knowledge.
  • Perlu kolaborasi dari pihak industri untuk membuka kelas khusus dalam rangka memberikan insight teknologi.
  • Perlu model sertifikasi dari industri (misalnya menggunakan model code review) agar dapat menvalidasi kemampuan riil seorang talent.

(5) Meningkatkan Market Share Lokal

  • Mewajibkan semua smartphone yang masuk Indonesia untuk dilengkapi dengan etalase bersama (marketplace) aplikasi / games lokal.
  • Perlu adanya gerakan untuk membuat developer meningkatkan kualitas produknya agar dapat bersaing dengan standar global.
  • Perlu adanya edukasi terhadap “local wisdom” (bagaimana mendistribusikan dan hal yang unik tentang market lokal) kepada developer di Indonesia.

(6) Inkubator (infrastruktur)

  • Menfasilitasi mentoring session developer ke yang lebih senior / expert agar bisa mendapatkan feedback terhadap produk atau arah gerak usahanya.
  • Menggandeng komunitas – komunitas di daerah yang sudah cukup aktif sebagai penggerak inkubator. Inkubator perlu memberikan pelatihan terkait manajemen, enterpreneurship, dan bagaimana cara menjual produk.

(7) Perijinan & legal (regulasi)

  • Perlu ada asosiasi sehingga daya tawar developer kepada pemerintah  terhadap kebijakan regulasi yang mendukung developer lebih kuat.
  • Asosiasi / pemerintah bisa memberikan shared consultation access / edukasi terkait perijinan, legal, atau pajak.
  • Bila perijinan untuk developer bisa dalam satu platform online akan sangat membantu.

(8) Ruang Untuk Inovasi (Talent)

  • Perlu ada sebuah direktori industry / studio game lokal mana saja yang membuka lowongan magang. Durasi magang perlu diperpanjang secara resmi menjadi 1 tahun (misalnya) agar dapat menghasilkan talent yang lebih practical.
  • Mengirimkan perwakilan developer lokal untuk menghadiri event bertaraf internasional akan merubah pola pikir developer menjadi paham arena global, paham standar kualitasnya, dan jadi lebih berani untuk melangkah ke pasar global.
  • Mengundang beberapa talent “superstar” internasional untuk memberikan insight / workshop seputar industri digital dari sisi teknis maupun non teknis.

(9) Institusi Pendidikan (Talent)

  • Menciptakan talenta untuk ketersediaan SDM harus menjadi prioritas semua stakeholder (pemerintah & industri), restrukturisasi kurikulum pendidikan penting.
  • Perlu adanya komunikasi antara akademisi dengan industri agar kurikulum yang dibangun sesuai dengan kebutuhan. Lebih baik bila bisa dibuat oleh praktisi.
  • Membuat kelas alternatif yang memberikan kesempatan kepada praktisi untuk mengajar dan memberikan review.

(10) PRELOAD (REGULASi)

  • Perlu ada spot khusus etalase bersama (marketplace) untuk preload di dalam perangkat yang akan beredar di Indonesia.
  • Memberikan kesempatan bagi aplikasi yang baru (yang tentunya berkualitas) untuk preload.
  • Mempermudah syarat preload agar semua developer memiliki kesempatan mendapatkan exposure yang sama.
Selain 10 tantangan urgent yang telah disebutkan di atas yang merupakan hasil dari diskusi sebelumnya, panitia steering committe juga memberikan tambahan 3 poin yang dirasa sangat dibutuhkan saat ini oleh developer yaitu :
  • Promosi digital tantangan.
  • Asosiasi Developer Aplikasi dibutuhkan.
  • Perlu ada etalase bersama (marketplace) aplikasi / games lokal.
10 Tantangan tersebut sudah diterima oleh pihak Industri dan Pemerintah, kita doakan saja semoga tantangan yang ada bisa developer hadapi dengan baik dan diberikan solusi yang paling tepat.