Refactory Akan Buka Kelas Belajar Pemrograman Baru, Siap Jadi Alumni Sukses Berikutnya?

Hadyan Palupi 8 September 2017

Refactory Akan Buka Kelas Belajar Pemrograman Baru, Siap Jadi Alumni Sukses Berikutnya?

Sejak hadir pada bulan Januari 2017, program bootcamp pemrograman Refactory telah menyelenggarakan lima batch di kota Bandung. Sampai dengan hari ini, alumni Refactory batch 1 sebanyak 77% telah bekerja dengan standar gaji 10 juta di sembilan perusahaan partner.

Pendaftaran batch 6 masih dibuka hingga 10 September 2017. Kamu masih memiliki kesempatan untuk mendaftar di https://enroll.refactory.id/

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Glassdoor, dari 25 pekerjaan paling diinginkan di dunia industri teknologi programmer mendapat posisi kedelapan. Menurut laporan Burning Glass di tahun lalu saja ada tujuh juta lapangan pekerjaan bagi para programmer. Taufan Aditya, CEO Refactory menilai, programmer memiliki kesempatan 89 persen lebih baik daripada karir lain yang hanya 44 persen dan bentuk kolaborasi antarprofesi, yang suka tidak suka akan hadir.

“Ya tidak untuk mengkerdilkan jenis pekerjaan lain, namun ini menjadi kesempatan untuk bisa fit-in dalam persaingan global,” kata Taufan Aditya.

Dengan kesuksesan yang telah diraih dari batch-batch sebelumnya, Refactory beranggapan hasil ini masih belum cukup. Potensi profesi pemrograman masih sangat lebar. Oleh karena itu, bersamaan dengan penutupan batch 6 di Bandung, Refactory berencana untuk membuka pendaftaran kelas baru di salah satu kota tua Indonesia, Yogyakarta. Dengan dibukanya kampus baru, program bootcamp belajar pemrograman Refactory akan berjalan secara paralel di Bandung (batch 7) dan Yogyakarta (batch 1). Kampus Yogyakarta akan diselenggarakan di Antologi Space, Gg. Pandega Mandala No. 23, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hadir dengan pilihan kurikulum yang lebih variatif

Jika di awal kehadirannya di kota Bandung Refactory menawarkan kurikulum yang komprehensif sebagai pelatihan mobile developer. Maka kini mereka membuka spesialisasi di 3 bidang yaitu Mobile programming, Backend programming, dan DevOps. Bambang Purnomosidi, VP Curriculum Refactory menyebut, langkah ini menegaskan posisi Refactory dari kampus konvensional, yakni tingkat fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar terhadap kebutuhan industri teknologi yang senantiasa berkembang dengan pesat.

Image

Di Refactory, peserta diberi keleluasaan untuk menentukan bidang spesialisasi yang mereka inginkan. Mobile programming menitikberatkan pada pembuatan aplikasi mobile berbasis React Native untuk Native Android dan iOS. Backend programming meliputi segala hal yang berkaitan dengan backend seperti arsitektur backend, Restful API, dan OAUTH. DevOps akan meliputi teknologi infrastruktur seperti Cloud computing, Docker, hingga Kubernetes. Keseluruhan kurikulum ini dihadirkan untuk memenuhi demand yang ada di industri teknologi saat ini.

Skema pembayaran yang lebih fleksibel

Refactory menawarkan skema pembayaran yang lebih fleksibel, yakni tunai, down payment, hingga tanpa down payment yang mana sisa pembayaran dapat dilakukan setelah peserta bekerja di perusahaan partner dan menerima standar gaji 10 juta perbulan. Taufan Aditya menyebut bahwa hal ini dihadirkan sebagai upaya Refactory untuk memberiakan sebuah pelatihan yang bukan sekedar pelatihan saja, melainkan pelatihan yang menciptakan kemampuan bayar.

Selain skema pembayaran di atas, Refactory juga menawarkan scholarship atau beasiswa dengan kuota terbatas yang memungkinkan peserta terpilih untuk mendapat pelatihan gratis. Sejalan dengan ekspansi mereka ke Yogyakarta, beasiswa hingga sementara waktu ini dikhususkan bagi lulusan Universitas Gajah Mada (UGM). Meskipun tidak menutup kemungkinan, ke depannya Refactory juga akan membukanya bagi lulusan kampus lain.

Juga menghadirkan remote bootcamp

Satu lagi program terbaru Refactory adalah remote bootcamp. Kampanye pertama yang diterbitkan di Facebook Refactory menunjukkan remote bootcamp memungkinkan peserta mengikuti bootcamp dari mana saja sejauh jangkauan laptop dan internet. Selain lokasi yang lebih fleksibel, masa remote bootcamp juga lebih singkat, hanya 8 minggu secara intensif. Program ini dihadirkan Refactory untuk mewadahi beberapa talenta muda Indonesia yang berhalangan menghadiri bootcamp di tempat, namun membutuhkan platform untuk meningkatkan nilai mereka di dunia pemrograman dengan bantuan job assistance yang disediakan Refactory.

Image

Di Indonesia sendiri memang belum banyak penyedia bootcamp profesional seperti Refactory. Namun hal itu akan menjadi tren dalam beberapa tahun kedepan. Karena jika dibandingkan di tempat-tempat dimana teknologi telah tumbuh dengan subur seperti Amerika Serikat dan Kanada, kita masih tertinggal jauh. Statistik Course Report yang diperbarui tahun 2017 menyebut, ada sekitar 90 bootcamp serupa yang menawarkan model pendekatan belajar pemrograman dengan model full-time, immersive, dan in-person yang diprediksi menghasilkan sekitar 18,000 lulusan pertahun. Meski dapat menciptakan lulusan yang cukup banyak, nyatanya menurut Biro Lapangan Kerja Amerika Serikat jumlah ini masih jauh dari kata cukup untuk memenuhi satu juta lapangan kerja bidang IT pada tahun 2020.

Kabar baiknya, kini mulai bermunculan beberapa bootcamp di beberapa kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya dengan harga yang bervariasi antara 30 hingga 40 juta rupiah untuk setiap batch. Memang terdengar cukup mahal, namun kondisi ini masih lebih ideal jika dibandingkan kursus singkat yang setara bagi para coder dan programer di luar negeri yang berkisar di angka USD 10 ribu hingga USD 15 ribu atau 130 - 180 juta rupiah.

Berminat untuk mendaftar Refactory sekarang? Mulailah dari halaman web: https://enroll.refactory.id/