Asal Muasal Tag HTML IMG

Bagus Aji Santoso 18 September 2017

Asal Muasal Tag HTML IMG

NCSA Mosaic adalah salah satu web browser pertama yang mendukung beberapa sistem operasi. Dalam beberapa bulan perilisannya di musim panas tahun 1993, Mosaic telah merubah cara pikir orang tidak hanya tentang penggunaan suatu browser, namun juga World Wide Web secara umum. Gary Wolfe menulis di Wired bahwa Mosaic "memberikan sebuah ilusi intens, bukan dari suatu informasi, tapi kepribadian".

Baca juga: Bahasa-bahasa yang Hampir Menjadi CSS

Mosaic membuat web menjadi lebih mudah untuk digunakan bagi ratusan ribu pengguna yang saat itu mulai online. Salah satunya tentu saja karena mudah dipasang diberbagai sistem operasi dan browser ini sangat user friendly. Diantara kelebihannya tentu saja yang paling fenomenal adalah tag img.

Image

Beberapa bulan sebelum dirilis tentu tidak ada yang tahu sesukses apa browser ini. Mosaic dikembangkan oleh NCSA di University of Illinois, diprakarsai oleh Marc Andreessen (masih jadi mahasiswa S1 waktu itu), bersama Eric Bina (seorang karyawan NCSA). Andreessen sudah tertarik dengan web sejak beberapa tahun sebelumnya.

Saat mengembangkan versi pertama Mosaic, dia dan Bina memiliki banyak ide. Mereka percaya masa depan web akan bergantung pada dukungan grafis yang lengkap. Saat itu, pengguna hanya dapat mengakses gambar lewat sebuah link. Jika sebuah gambar ditampilkan di dalam sebuah halaman web, pengguna akan mengklik link tersebut dan gambarnya lalu akan muncul di jendela baru. Andreessen dan Bina membayangkan sebuah browser dimana gambar ditampilkan dibaris yang sama dengan teks di dokumen web tanpa perlu mengklik terlebih dahulu untuk melihatnya.

Waktu itu, HTML baru memiliki 18 elemen dan tidak ada satupun yang sesuai dengan keinginan Andreessen. Jadi di bulan Febriari tahun 1993, Andreessen muncul di mailing list www-talk, sebuah destinasi populer bagi developer web. Dia menuliskan sebuah thread dan menawarkan sebuah elemen HTML baru:

Saya ingin mengusulkan sebuah tag HTML baru:

IMG

Argumen yang dibutuhkan adalah SRC=”url”.

Pesan yang dikirim ini bagi beberapa orang terlihat begitu angkuh, dan kenyataannya memang begitu. Namun begini lah web dapat terus maju berkembang. Web memang merupakan tempat yang terbuka? Meskipun standarnya dikembangkan oleh W3C, kontribusinya (secara teori) terbuka dari mana saja.

Baca juga: Asal Mula Favicon

Tag img usulan Andreessen ditentang beberapa orang. Beberapa khawatir pembuatan tag baru dapat memulai gelombang tag-tag lain yang semaunya. Pengusulan ini jauh sebelum kita memiliki elemen baru untuk setiap tipe media seperti aud untuk audio (atau sebuah tag video?).

Tim Berners-Lee, pencetus World Wide Web, awalnya juga ragu. Dia mengusulkan Andreessen menggunakan tag anchor untuk menampilkan gambar inline daripada membuat tag yang benar-benar baru. Opsi ini akan memperbolehkan pengguna memilih sendiri bagaimana mereka ingin menampilkan gambarnya. Tim melihat web sebagai tempat dengan pengalaman yang dapat diatur sesuai keinginan, dan membayangkan dunia di mana pengguna bermain-main dengan browser mereka sendiri untuk menampilkan halaman web yang sesuai selera pribadi. Tag img bertentangan dengan visinya.

Tony Johnson, pembuat browser rival saat itu Midas, memiliki alasan sendiri yang lebih sederhana. Ia bertanya-tanya kenapa kita harus menggunakan versi singkatnya? Bukankah image akan lebih efektif dibanding img sehingga tidak perlu bingung nantinya? Dia juga memiliki permintaan untuk memberikan sebuah alternatif teks pada gambar, ide awal untuk yang nantinya akan menjadi atribut alt.

Tidak sampai disini, email Andreessen di atas ternyata bukan sebuah saran melainkan lebih mendekati pengumuman. Bina dan Andreessen sebetulnya telah berencana untuk mengikutsertakan img ke rilis Mosaic mereka dan tidak memiliki rencana untuk mengubah sintaksnya. Inline image merupakan prioritas utama Mosaic dan tidak akan ada yang bisa mengubahnya.

Setelah Mosaic dirilis akhirnya tahun 1993, pengguna dan desainer bersama-sama mulai bereksperimen dengan inline image, tag img akhirnya mendapat momentum dengan amat cepat. Media dan publik akhirnya menerima.

HTML Standard selanjutnya mengikuti apa yang telah terjadi. Tag img diikutsertakan dalam spesifikasi HTML 2.0 yang dirilis tahun 1995 oleh W3C. Beberapa alternatif diusulkan pula, seperti tag fig yang mengikutsertakan atribut alt agar pembaca yang tidak bisa melihat gambarnya bisa mengerti. Namun saat itu, img sudah menang dan sulit untuk untuk mengubah implementasinya. meski standar baru menambahkan alt ke elemen img, Mosaic (lalu berubah nama menjadi Netscape) terus memperlakukan img sebagai elemen visual. Implementasi awalnya bahkan atribut alt juga tampil sebagai teks tooltip saat pengguna mengarahkan pointer ke atas gambar. Perilaku atribut ini membuat developer menggunakannya untuk memberitahu pengguna akan yang mereka harap pengguna lakukan ("Kli Saya!") dibandingkan untuk mendeskripsikan apa gambar tersebut ("Sebuah Kuda"). Saat tribut title ditambahkan ke gambar, tag ini menajdi lebih aksesibel.

Jadi jika pembaca pernah beratnya-tanya kapan kit amenggunakan img dan src dibandingkan image dan source, di sinilah semua bermula, pembaca bisa menyalahkan kegigihan developer Mosaic karena mereka lah sehingga kita mendapatkan tag img dkk. Andreessen merupakan salah satu yang pertama mengenalkannya dan sulit untuk melawan kesuksesan yang didapat. Proses seperti ini akhirnya menjadi tradisi bagi browser dan standar. Browser mengimplementasi terelbih dahulu lalu standarnya mengikuti. Proses ini memberikan implikasi yang serius saat masa "Browser Wars" bahkan terus berlanjut sampai sekarang. Semua karena tag img.

Diterjemahkan dari The Origin of the IMG Tag