Pelajari Apapun Lewat Menulis, Termasuk Belajar Pemrograman

Soeleman 22 Maret 2017

Pelajari Apapun Lewat Menulis, Termasuk Belajar Pemrograman

Gelas yang penuh tidak akan bisa lagi menampung air. Sama halnya dengan memasukkan informasi baru ke dalam otak kita. Kapasitas menahan informasi pada satu waktu pun ada batasnya, tiap orang berbeda-beda tapi tetap terbatas.

Seperti kita mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus, walaupun tidak sekaligus juga. Lebih tepatnya mengerjakan satu persatu dengan di cicil per perkerjaan. Pada saat itu fokus dan memori kita adalah di pekerjaan itu. Berpindah ke perkerjaan lain akan mengisi fokus dan memori kita dengan hal yang berhubungan dengan pekerjaan itu. Jarang kita tetap berfokus dan mengisi memori kita dengan pekerjaan sebelumnya. Kalau pun ada kita akan seperti melamun dan tidak mengerjakan pekejaan yang seharusnya dikerjakan.

Belajar adalah proses mengetahui, memahami dan mengalami sendiri yang kemudian menjadi bagian dari kita. Kita bisa saja mengetahui sesuatu tanpa memahami (jadi ingat CBSA (Catat Buku Sampai Habis)), sayangnya otak kita bekerja melalui asosiasi ketika mengingat sesuatu. Dalam beberapa waktu memang masih mengingat karena kita mengingat waktu kita mendapatkan informasi itu. Tapi dengan seiring waktu, ingatan itu pudar karena ada banyak hal lain yang kita perlu ingat.

Sumber Informasi

Tentu cara mendapatkan informasinya berbeda-beda juga. Ada orang yang secara gambar, tulisan, suara atau kombinasi dari semua itu. Buat penulis sendiri belajar lewat video kadang jadi suka tertidur, lumayan kalau lagi insomnia -- tak perlu obat tidur.

Pada saat mendapatkan informasi tersebut, kita akan cukup sulit mengingat begitu saja. Ada beberapa orang bisa melakukan itu tapi kebanyakkan tidak. Yang biasanya dilakukan adalah dengan mencoba mengasosiasikan dengan apa yang sudah di ketahui. Ini bisa untuk informasi yang statis seperti buku, artikel atau sosial-media. Untuk sumber informasi yang stream atau yang di-push seperti pada saat seminar atau live-tutor perlu upgrade otak kita; informasi belum mengendap sudah di obok-obok lagi (kata Joshua). Setelah itu pun informasi yang terobok-obok akan tercampur dalam pecahan-pecahan memori.

alt text

Catatan

Dengan memahami, asosiasi informasi lebih tertata dan saling berhubungan. Ini lebih mudah terpancing ketika dibutuhkan informasi tersebut. Salah satu caranya dengan menuliskan ke dalam buku secara manual. Pada saat kita menulis itu, pikiran kita akan coba memahami maksud dari informasi tersebut -- bisa salah, bisa benar pemahamannya. Yang kemudian di projeksikan hasilnya ke dalam buku lewat tulisan tangan. Oleh sebab itu buat anak-anak sekolah dasar, pelajaran menulis penting agar terlatih menggunakan pikiran untuk menyerap dan memahami informasi -- sayangnya guru kita lebih fokus hapalannya.

Dalam era digital ini, kebiasaan menulis secara manual sudah mulai ditinggalkan. Orang-orang kebanyakkan menggunakan perangkat electronic dengan cara mengetik. Ini memang membantu, walaupun tidak seefektif dengan manual. Karena kebanyakkan lebih terfokus pada mengetiknya, dibandingkan pada saat tangan kita bergerak. Ini perlu beradaptasi lagi, sambil berfikir untuk memahami tanpa terbatas dalam menyalurkan informasi yang di olah itu ke dalam bentuk digital. Perangkat digital yang ada belum natural bagi cara bekerjanya otak kita. Ini adalah kemampuan yang harus dilatih lebih lanjut.

alt text

Mengalami

Banyak instrument yang kita miliki untuk bertahan hidup sebagai manusia. Yang dimaksud adalah kemampuan kita merekam secara multi-sensor atau lebih sederhananya biasa disebut mengalami sendiri. Dalam kontek belajar ini adalah ketika mendapatkan informasi dan memahami itu akan diperkuat apabila dirangkum dengan mencobanya.

Dalam bela diri bilangnya memory-muscle atau reflek. Kita diajarkan cara memukul (informasi) dengan teknik yang benar (memahami) dan itu dilakukan berulang-ulang (mengalami) sampai pada saat digunakan. Maka dapat secara tepat diaplikasikan dengan situasi yang ada.

alt text

Setelah kita melihat kenapa kita bisa belajar lebih efektif dengan membuat tulisan. Misalnya kita ingin bahasa pemogramman baru. kita baca tentang itu, membuat catatan, mencoba dan kita tulis apa yang kita pelajari disana. Dari bagaimana setup-nya, aturan yang ada, sintak yang dipakai dan lainnya. Bayangkan banyak sekali yang harus di ingat.

Yang ditekankan adalah belajar bukan sekadar menyerap informasi dan memberikan catatan saja. Kita perlu mencoba dan merangkungnya dalam sebuah tulisan dari ketiga proses diatas. Dengan begitu lengkap asosiasi atas informasi ke dalam otak kita.

Motivasi

Belajar sesuatu yang baru kadang memerlukan motivasi lebih. Banyak dari kita mempelajari sesuatu karena ada kebutuhannya, maklum kepepet-software™.

Terasa tak tergerak sekali kalau kita hanya ingin. Akhirnya kebanyakkan juga tar-sok (Ntar Besok, baca nanti-nanti besok saja) sampai inginnya berakhir dan lupa.

Terutama belajar sesuatu yang memang kelihatannya tidak ada prospek kedepannya. Contoh belajar Ada, di pikiran kita apa gunanya sekarang atau masa mendatang, sepertinya kalau ada yang menawarkan pekerjaan pastinya bukan di indonesia dan banyak alasan lainnya. Belum mulai saja sudah down dahulu.

Maka kita counter dengan keingintahuan kita, lagi pula kita buat 'harapan tinggi' atas usaha kita itu dengan tujuan membuat tulisan pribadi. Dengan begitu tidak jadi beban mental bagi kita untuk memulai dan menyelesaikannya. Lagi pula ada media yang cocok bagi kita, apabila tulisan itu dalam bahasa indonesia. Lumayan juga loh, kebanyakkan pakai bahasa asing kadang kosa kata kita rontok perlahan.

Jadi lakukan untuk kita sendiri dan kalau dibagikan tentu berguna juga bagi yang lain -- anggap bonus atas usaha kita.

Memori

Kalau kita pernah menuliskan tentang sebuah subjek dan bagaimana kita menyelesaikannya. Akan lebih mudah bagi otak kita untuk mengingat pengalaman kita, menyenangkan loh. Kadang kita juga heran sendiri, bisa ya kita berpikir dan menyelesaikan sampai sedemikian jauhnya. Oke juga kita nich.

Sama halnya kalau kita pernah belajar atau menggunakan sebuah kemampuan yang seiring waktu tidak lagi digunakan. Ingatan dan kemampuan itu perlahan tapi pasti pudar. Contohnya kalau kita pernah bekerja menggunakan bahasa C dan sekarang kita lebih banyak bekerja dengan high-level language. Dan ketika kita mau menggunakan lagi, kita akan terbata-bata. Nah di sini gunanya kita membuat tulisan, refesh-nya akan lebih singkat dibandingkan kalau kita tidak memiliki jangkar untuk memancing ingatan kita.

Tulis Apa

Dalam dunia komputer ini luas sekali cakupannya dan bisa banyak hal yang dijadikan topik tulisan. Dari lingkup komputer sendiri sampai interaksi diluar itu; seperti bisnis, teknik, sosial, keamanan dan masih banyak lainnya.

Untuk software saja sudah banyak sekali, dari bahasa (Rust, Go, Elixir, Swift atau yang jarang seperti Ceylon, Ada, Pony, OCaml dan lainnya), hardware, softskill, network, devops, infosec, sosial, analisa dan human interaction. Benar-benar masih banyak sekali yang bisa dipelajari dan tulis.

Bisa saja tulisan itu di pecah untuk tulisan mendatang. Seperti pada tulisan Membuat Pivot dari Banyak Table yang bisa di jadikan referensi apabila tulisan kita memerlukan itu, Front-end Development dengan Node.js ini juga akan membantu ketika kita membuat tulisan tentang javascript framework dan pada tulisan Instalasi Python Lebih Mudah dengan Anaconda ini akan membantu pembaca kita memulai untuk belajar Python, R atau tentang analisa data.

Memilih topik tentu dicari yang paling tepat dimana kita akan taruh tulisan itu. Topik seperti mengukur bra tentu tidak relevan, kecuali pengukuran itu menggunakan laser atau ultrasound yang di hitung dalam model math untuk mendapatkan bentuk dan ukuran yang paling pas serta nyaman.

Menyadur tulisan dari bahasa lain ke bahasa Indonesia juga bisa dilakukan, setidaknya kita melatih diri kita sendiri diluar menyerap informasi tersebut serta menyebarkannya.

Topik Sama

Menulis di komunitas seperti CodePolitan kemungkinan besar memiliki topik yang sama. Tidak apa-apa toh, kalau tidak boleh paling ditolak. Setiap orang punya cara menyampaikan dengan gaya sendiri. Bisa saja tulisan anda lebih mudah dicerna, setiap orang punya latar pengetahuan (referensi) yang berbeda. Kalau kebetulan latarnya sama, tentu lebih nyambung.

Adanya topik yang sama Justru bagus, karena ada informasi yang mungkin penulis lain lewatkan. Atau ada hal-hal yang patut masukkan atau temukan dalam pengalaman kita. Saling melengkapi hingga lebih utuh atas subjek itu. Cerita tiga orang buta yang berusaha menggambarkan seperti apa gajah itu. Pengetahuan komputer itu masih awal dan terus berkembang tidak seperti teknik bangunan yang sudah baku (itu pun masih ada ruang untuk berkembang terutama di materialnya).

Bukan Master

Master juga asalnya bukan master, tidak ada tiba-tiba jadi master. Ini adalah jurnal menjadi seorang padawan menjadi jedi master.

Kalau merasa tulisan kita kurang asik dibandingkan dengan tulisan orang lain. Makanya ingatkanlah mereka juga mungkin merasakan hal yang sama seperti kita. Ini akan menjadi motivasi tambahan buat kita untuk berbuat lebih. Lagi pula ini semacam latihan untuk menjadi lebih baik dan lebih berpengetahuan; dalam kontek ini bagaimana menyampaikan informasi tersebut ke orang lain. Bukankah kita sekarang sedang belajar?

alt text

Penutup

Menulis itu akan menguras tenaga, pikiran dan waktu. Kita berjuang untuk itu untuk kita sendiri didalam itu. Boleh dikatakan ini kelanjutan dari lean-by-doing (belajar dengan melakukannya). Dengan membuat tulisan akan menjadi umpan-balik bagi kita sendiri sebagai bagian dari proses.

Tertarik menulis? Ditunggu tulisan-tulisannya para Jedi.

Referensi