0

6

0

share


#Opini#belajar-pemrograman

Reactions0 Reactions

6 Komentar

Cara Seorang Theorist Belajar Pemrograman

Profile

Wisnu Adi Nurcahyo10 Februari 2017

Cara Seorang Theorist Belajar Pemrograman

Di Indonesia, seseorang yang mengedepankan teori kebanyakan dianggap buruk. Banyak yang menganggap seorang theorist hanya bisa berteori dan tidak ada praktiknya. Untuk itu, selamat! Kita telah meremehkan seorang theorist yang (mungkin) benar-benar mencintai bahasa pemrograman hingga keakar-akarnya.

Artikel atau tulisan "belajar pemrograman" pada umumnya mengedepankan praktik. Beberapa di antaranya bahkan mengesampingkan teori. Kalau dapat ambil dua-duanya, kenapa harus satu? Lalu, bagaimana cara seorang theorist yang mencintai pemrograman belajar?

Mencari Akarnya

Bahasa pemrograman yang kita ketahui pada umumnya adalah sebuah abstraksi bahasa yang nantinya akan diubah menjadi bahasa mesin oleh sebuah compiler atau interpreter. Sebuah bahasa pemrograman tidak pernah lepas dari programming paradigm, type discipline, dan hal-hal yang tidak akan mungkin dipelajari lebih lanjut oleh kebanyakan orang. Beberapa teori pemrograman seperti algebraic data type, category theory, lambda calculus, dan bahkan mathematical logic sering diabaikan oleh kita yang mempelajari bahasa pemrograman secara otodidak.

Ketahuilah, seorang theorist mempelajari setiap bagian dari teori tersebut satu persatu. Inilah kenapa seorang theorist dianggap hanya bisa berteori. Karena pada dasarnya, seorang theorist membutuhkan waktu yang lama untuk belajar ketimbang orang lain. Manfaatnya tidak akan terlihat secara langsung. Itulah kenapa banyak yang lebih menyukai belajar secara praktik langsung karena hasilnya terlihat dengan jelas.

Mencari Alur Kerjanya

Seorang theorist cenderung selalu mempertanyakan "bagaimana sesuatu bekerja". Hal-hal kecil yang mungkin dianggap sepele oleh orang lain tidak luput dari pandangannya. Sebagain besar apa yang ada di dalam kepalanya adalah pertanyaan "bagaimana". Karena itu, di saat orang lain mulai praktik, seorang theorist masih sibuk membaca dan memahami.

Membaca Dokumentasi Manual

Seorang theorist sangat suka membaca karena hal tersebut membuka pengetahuannya. Inilah yang pasti dilakukan seorang theorist sebelum mencoba suatu bahasa pemrograman. Mereka selalu mencari tahu apa kelebihan dan kekurangan bahasa pemrograman yang akan mereka pelajari. Satu-demi-satu type system pada bahasa pemrograman tersebut diresapi. Sekiranya bahasa pemrograman tersebut cocok, maka akan mereka gunakan. Sekiranya tidak, mereka akan mencari bahasa pemrograman yang lain sesuai dengan kebutuhannya.

Memulai Praktik

Setelah seorang theorist merasa sudah waktunya untuk praktik, maka mereka akan praktik. Pertanyaan yang sering muncul adalah "apa yang terjadi jika saya", "bisakah saya melakukan ini", dan "kenapa ini tidak bekerja, apa yang salah". Seorang theorist cenderung lebih banyak melakukan eksperimen saat praktik karena mereka ingin menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepalanya.

Mencoba Menciptakan Sesuatu

Setelah mulai lancar, seorang theorist akan mencoba menciptakan sesuatu. Apa yang akan diciptakan biasanya sesuai dengan tujuan awalnya mempelajari bahasa pemrograman tersebut. Sebagai informasi, perlu diingat bahwa mereka bukan pribadi yang rasis. Karena, mereka sadar betul bahwa bahasa pemrograman hanyalah alat untuk mewujudkan tujuan kita sebagai programmer. Ya, bahasa pemrograman adalah alat untuk mengembangkan "sesuatu" yang dapat membantu kehidupan manusia.

Belajar dan Terus Belajar

Tidak ada rasa cukup di benak seorang theorist. Karena, semakin banyak tahu seseorang maka semakin merasa "tidak ada apa-apanya". Selain itu, teknologi selalu berkembang. Seorang theorist cenderung menyukai penemuan-penemuan baru yang dianggap keren. Beberapa di antaranya bahkan ingin "membuat" penemuannya sendiri.

Seorang theorist biasanya dapat beralih dari bahasa pemrograman yang satu dengan yang lain. Karena, mereka paham betul bagaimana hal tersebut (pemrograman) bekerja. Namun, ada baiknya menguasai satu bahasa pemrograman yang kemudian dilengkapi dengan beberapa kecakapan di bahasa pemrograman yang lain. Hal ini perlu karena satu bahasa pemrograman tidak dapat memecahkan semua masalah.

Ketahuilah bahwa seorang ilmuwan komputer adalah seorang theorist yang luar biasa. Beliau memahami bagaimana sesuatu bekerja dan membuatnya menjadi lebih baik. Tanpa mereka, kita tidak akan pernah mengenal dunia pemrograman yang seperti saat ini. Untuk itu, ada baiknya kita mengenal beliau sebagai bentuk terima kasih.

Penutup

Pada dasarnya setiap individu memiliki gaya dan cara belajarnya masing-masing. Sebuah metode tidak dapat diterapkan ke semua individu karena kita (manusia) tidak dapat digeneralisasi. Masing-masing individu itu unik dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Tulisan ini ada dengan maksud menyadarkan kita untuk tidak memandang rendah orang lain terutama kepada orang-orang yang kita anggap theorist. Semoga ke depannya dunia pemrograman di Indonesia semakin maju.

Apabila ada salah kata ada baiknya dikoreksi di kotak komentar. Terima kasih dan sampai jumpa di tulisan yang berikutnya.