CoderTalk: Bernaridho Imanuel Hutabarat, Inventor Teori Pemrograman VOpTOq

Toni Haryanto 3 April 2017

CoderTalk: Bernaridho Imanuel Hutabarat, Inventor Teori Pemrograman VOpTOq

Dalam belajar pemrograman, kita dapat bersepakat dengan pernyataan "asal kita sudah menguasai logika pemrograman kita dapat mempelajari bahasa pemrograman apapun". Sedikit berbeda dengan pemikiran umum tersebut, tokoh IT CoderTalk kita kali ini punya gagasan yang bakal bikin kepala kamu manggut-manggut juga. Beliau adalah Pak Bernaridho Imanuel Hutabarat, pencetus teori pemrograman bernama VOpTOq, yang juga pembuat bahasa pemrograman NUSA. Beliau mengklaim bahwa dengan memahami konsep dasar teori pemrograman, barulah seseorang dapat lebih mudah mempelajari bahasa pemrograman apapun, yang kita tahu kian waktu perkembangan bahasa pemrograman melaju kian cepat dan nyaris tak terkejar.

Kamu bisa membaca tulisan-tulisan Pak Bernaridho Imanuel Hutabarat di CodePolitan melalui tautan berikut: Tulisan Bernaridho Imanuel Hutabarat di CodePolitan.

Berikut hasil wawancara kami bersama Pak Bernaridho. Mudah-mudahan banyak ilmu beliau yang dapat kita serap bersama-sama.

Bisa dijelaskan sedikit dong Pak tentang latar belakang Bapak?

Saya lahir tahun 1968 di Medan, sampai SMA berdomisili di Medan. Saya mulai kuliah di Informatika ITB tahun 1987, dan tamat pada tahun 1992. Saat itu kurikulum standar adalah 9 semester. Saya langsung bekerja di STT Telkom (sekarang Telkom University) tahun 1992 segera setelah lulus. Tahun 1993 saya menjadi pegawai/dosen tetap di STT Telkom.

Saya kuliah S2 M.Sc in Operational Telecommunication dari tahun 1996 s/d tahun 1997 di Coventry University, Inggris, dibiayai beasiswa Chevening Awards. Kuliah itu seperti MBA Telekomunikasi, untuk hasilkan manajer di bisnis Telekomunikasi. Usai kuliah S2, saya mengajar di STT Telkom s/d tahun 1998.

Setelah keluar dari STT Telkom, saya bekerja di perusahaan Inggris cabang Indonesia. Kemudian di perusahaan ICP (Internet Content Provider) Astaga!com. Setelah itu saya bekerja di Amerika Serikat selama hampir satu tahun, kembali bekerja di Indonesia tahun 2002.

Pada tahun 2003 saya buat perusahaan sendiri. Tahun 2006 saya mulai menulis di PC Media. Tidak lama kemudian, saya bukan lagi pemilik perusahaan karena saya perlu uang dana awal pembuatan programming tool VOTO NUSA. Mulai tahun 2008 saya kurang aktif sebagai praktisi karena kuliah S3 Elektro di ITS (Surabaya). Promotor saya Dr. Hariadi ajak saya kuliah S3; dia katakan sayang saya cuma bergelar S2 padahal saya layak S3.

Bernaridho bersama teman-teman IF angkatan 1987

Tahun 2013 saya lulus dan memulai karir dari level menengah sebagai praktisi. Tahun 2014 saya sempat double career sebagai praktisi dan akademisi. Tetapi tahun 2015 saya keluar dari karir akademik sampai waktu yang tidak saya ketahui. Saat ini saya berprofesi sebagai IT / IS Architect, dan melapor langsung ke Direktur Utama.

Kapan pertama kali Pak Bernaridho tertarik dengan dunia IT?

Hmm, mungkin tertariknya itu setelah lulus ya. Dan agak terpaksa, he he. Karena harus baca textbook sebelum mengajar. Keterpaksaan yang akhirnya membuat tertarik. Selama masa kuliah saya kurang tahu apakah saya tertarik. Saya merasa banyak siksaan dalam belajar karena dua hal. Pertama, saya merasa tertipu dengan propaganda orang-orang tentang jurusan Teknik Informatika. Usai masuk kuliah di tahun pertama saya merasa jurusan tersebut inferior karena mahasiswa semua jurusan lain belajar tentang pemrograman komputer. Saya merasa siswa semua jurusan tau ilmu kami sementara kami buta tentang ilmu semua jurusan lain.

Logika Tidak Cukup Untuk Belajar Pemrograman

Kedua, saya gelisah, merasa aneh dengan pelajaran-pelajaran di situ. Saya tak melihat ada koherensi antar subjek/kuliah. Contoh: kenapa saat belajar AI (Artificial Intelligence) sama sekali tiada keterkaitan dengan Basisdata, dengan Jaringan, dan kuliah-kuliah sebelumnya? Kok tidak ada teori pemersatunya? Jadi, semasa kuliah saya tak merasa tertarik dengan IT, lebih karena terpaksa.

Apa alasan terjun ke industri IT?

Ya itu tadi, terpaksa; he he. Kemudian, setelah saya bisa rumuskan teori sendiri, saya bisa partially menikmati. Di hidup ini suka dan duka selalu ada kan?

Ceritain dong sedikit perjalanan Bapak dalam meniti karir di Industri IT?

Somehow sudah saya ceritakan dalam cerita tentang pendidikan dan pekerjaan. Saya pikir secara karir, saya jangan dicontoh, karena terlalu sering pindah pekerjaan, ha ha. I learn from my mistakes, dan senang membagi apa yang perlu dilakukan orang-orang muda dalam meniti karir; di tengah banyaknya variasi meniti karir. Salah satu hal yang saya ingin lakukan ya jadi konsultan karir di bidang IT.

Dulu Bapak pernah bikin yang namanya bahasa pemrograman Batak dan NUSA, bisa diceritain sedikit dong Pak gimana dulu awal mula kenapa kepikiran buat bikin bahasa pemrograman Batak dan NUSA?

Awalnya dari wow saya setelah baca buku C. J. Date tahun 1995, kuliah-kuliah dan presentasi saya tahun 1996 sebelum kuliah S2, dan kuliah S2. Saat kuliah S2 yang banyak belajar hardware, saya merasa menemukan jawaban atas kegelisahan saya. Untuk hardware ada keteraturan yang berujung pada Fisika. Bila terkait hal fisik, seahli apapun seseorang dia tidak bisa seenaknya membuat istilah dan teori. Saya lihat ini harus diterapkan di software, dan saya ingin rumuskan hal-hal tersebut.

Keterkaitan dengan bahasa pemrograman NUSA? Begini. Saya lihat cara ahli-ahli memaksakan teori mereka ke orang lain, atau mengilusikan adanya bukti akan teori mereka. Caranya: buat bahasa pemrograman dan code-translator. Jadi saya simpulkan: kalau saya tidak buat bahasa pemrograman dan code-translator, orang-orang akan tertawakan saya dan menganggap saya gila. Itu alasan membuat Batak dan NUSA; untuk buktikan teori saya, untuk bantu penerimaan teori saya tentang pemrograman.

Bahasa Pemrograman NUSA: Managing the Expectation

Bernaridho mendapat penghargaan di Jepang

Bapak juga membuat teori tentang pemrograman agar mudah dalam memahami pemrograman, bisa diceritakan gambaran teorinya?

Singkatnya: hanya ada 6 konsep utama (4 konsep dasar, 2 konsep pelengkap). Semua konsep lain adalah konsep turunan, yang dapat dan HARUS diturunkan dari 6 konsep utama tersebut. Itu dapat diterapkan ke semua bahasa pemrograman dan semua subjek: Network, Database, Multimedia, Artificial Intelligence, Vector Calculus; you name it. Teori ini juga (6 konsep utama dan semua konsep lain yang harus dan bisa diturunkan dari 6 konsep utama) membuat irrelevan dari apa yang disebut orang-orang sebagai paradigma pemrograman seperti pemrograman orientasi-objek, fungsional, aspect-oriented bla-bla-bla.

Bagi saya semua itu lebih banyak bersifat jargon dan unnnecessary complexity. Saya tak mau promote apapun dari jargon-jargon tersebut; saya lebih suka hanya menyebut PROGRAMMING. Saya sudah daftarkan sekitar 120 konsep turunan yang 90% berlaku ke SEMUA general-purpose programming-languages, dan 75% berlaku ke special-purpose programming-languages.

Bernaridho mengajar programming theory di Jogja
Bernaridho mengajar programming theory di Surabaya

Dicari: Good Theory for Programming

Teknologi apa yang saat ini sedang tertarik untuk dipelajari atau ditekuni?

Big Data, Mobile, dan Software Engineering. Untuk yang terakhir, spesifiknya adalah engineering and operating the software almost simultaneously. Jargon yang dipakai untuk itu: DevOps. Saya menekuninya bukan sebagai programmer, tapi (effectively) sebagai IT Director.

Dalam hal non teknologis, saya juga tekuni manajemen terkait IT. Istilah yang dipakai IS (Information System) Architecture. Saya invent IS Architecture sendiri, bukan TOGAF, bukan Gartner, bukan lainnya.

Bernaridho di lab University of California, Berkeley

Apa aktivitas Bapak selain dari sibuk di bidang IT?

Saya suka nonton film, berenang, jogging, dan jalan kaki. Saya kadang sengaja jalan kaki walau bisa memakai kendaraan, untuk kesehatan. Saya masuk beberapa grup WA, chatting hal-hal diluar IT. Interest saya dalam hal sosial, filosofi, agama, dan pendidikan saya salurkan demikian. Saya juga suka baca tulisan tentang teknologi mobil. Selain itu saya kadang bertemu rekan-rekan untuk reuni, atau bicara hal pendidikan.

Bernaridho bersama keluarga

Apa pesan Bapak untuk para programmer Indonesia?

Pelajari dan kuasai teori yang baik. Penguasaan teori yang baik akan bantu Anda untuk survive, membuat Anda komunikasikan hal teknis dengan lebih baik secara lisan dan tulisan. Soft skill courses yang banyak beredar tidak amat membantu komunikasi teknis. Untuk yang sedikit narsis (spesifik terkait saya, he he) saya harap ada programmer Indonesia yang mau saya mentor -- sebagai apprentice -- untuk menjadi programmer yang hebat secara teori dan praktek. Saya pikir saya bisa lakukan untuk IT apa yang Yohanes Surya bisa lakukan untuk Indonesia: nurture great people. I am hoping for that.

Tua-tua Kelabu: Efek Absennya/Minimnya Penguasaan Teori