Motivasi Belajar Bahasa Pemrograman Kedua

Satya Kresna 11 Juli 2016

Motivasi Belajar Bahasa Pemrograman Kedua

Saya yakin beberapa diantara teman-teman yang sudah dengan bahasa pemrograman pertama bakal susah move on ke bahasa pemrograman kedua. Saya menganggap itu sebuah dilema dan tentunya saya pernah mengalami hal tersebut. Di semester pertama hingga ketiga saya getol sekali mempelajari Java khususnya Java Desktop. Namun, saat di semester ketiga saya berhadapan dengan mata kuliah Web Desain yang secara tidak langsung "memaksa" saya harus belajar HTML, CSS dan JavaScript. Kemudian, lanjut ke semester keempat bahasa Java pun menghilang dan muncul PHP. Saat itu munculah sebuah dilema saya harus melepas Java dan dengan berat hati pindah belajar bahasa PHP (bukan Pemberi Harapan Palsu ya. :D). Mengapa terjadi dilema? Mungkin penyebabnya ada beberapa (Siapa tahu teman-teman yang pernah mengalami dilema ini menemukan kesamaan dengan saya):

1. Sudah nyaman dengan bahasa pemrograman pertama.

Yap, ini sebuah hal yang wajar bagi teman-teman yang duduk di bangku pendidikan formal yang mendapatkan pembelajaran programming. Ketika kurikulum mengatur kita belajar bahasa X dan kita merasa sudah nyaman maka bahasa X ini akan terus kita pegang dan susah move on ke bahasa Y misalnya.

2. Terjadi perubahan sintaks koding pada bahasa kedua.

Saya rasa bagian ini yang cukup krusial dibanding yang pertama. Mengapa? Karena ketika kita pindah dari suatu bahasa X ke Y maka terjadi perubahan sintaks dari kedua bahasa tersebut. Contoh, kalau kita belajar Java sebagai bahasa pemrograman pertama yang kita anut perintah untuk mencetak keluaran data menggunakan System.out.println atau System.out.print. Sedangkan ketika kita belajar PHP sebagai bahasa pemrograman selanjutnya menggunakan perintah echo atau print. Mulai dari hal tersebut terjadi sebuah "pemaksaan" bahwa harus beradaptasi dengan bahasa tersebut.

Baca juga: Teknologi Pemrograman Paling Popular Digunakan Developer Tahun 2016

3. Malas pindah ke bahasa pemrograman kedua.

Ini kelanjutan dari yang pertama karena terlalu nyaman dengan bahasa pemrograman yang pertama dan membuat kita malas untuk belajar bahasa berikutnya. Bisa jadi ini terjadi karena kita sudah mendapat pekerjaan dari bahasa ini atau kita percaya bahwa bahasa ini tidak akan hilang di dunia kerja.

4. Ingin berusaha tetap fokus terhadap bahasa pemrograman pertama.

Kita sebagai manusia tentunya tidak luput dari yang namanya lupa. Jika kita pindah ke bahasa pemrograman kedua akan terjadi kemungkinan kita akan lupa sintaks bahasa pemrograman sebelumnya karena memori kita sudah dipenuhi oleh bahasa pemrograman kedua. Begitu juga jika kita mempelajari sebuah framework. Pastinya akan ada sintaks yang berubah dari Framework C ke D.

Nah, dari ketiga hal tersebut (mungkin teman-teman bisa menambahkan dilema yang dialami), saya mencoba bertanya di forum sosial media tentang dilema saya. Tak lama kemudian, saya mendapatkan "pencerahan" dari bapak Endy Muhardin dan isinya kurang lebih seperti ini:

Bahasa pemrograman itu mudah datang dan mudah pergi. Meskipun saya sudah lama belajar Java, tetapi saya tidak menutup diri dengan belajar bahasa pemrograman lainnya seperti PHP, Scala, Go, Ruby dan lain-lain. Kita tidak tahu kapan Java akan menghilang, kapan PHP akan menghilang dan lain-lain juga akan menghilang. Jadi, jangan takut belajar bahasa pemrograman kedua dan seterusnya.

Dari pencerahan beliau, saya mencoba meninggalkan Java dan belajar bahasa PHP serta JavaScript karena saya sedang belajar dunia Web Development (meskipun saya tahu kalau Java bisa dipakai di dunia web). Selanjutnya saya menemukan sebuah trend bernama "Polyglot Programming". Dengan kehadiran Polyglot Programming mau tidak mau dan suka tidak suka harus mempelajari bahasa pemrograman kedua serta trend sekarang kita cenderung menulis kode sebanyak 20% dan sisanya dibantu dengan library sebanyak 80%.

Baca juga: Bahasa Pemrograman Apa yang Cocok untuk Dipelajari Pertama Kali ?

Berdasarkan hal - hal tersebut saya membuat beberapa tips memotivasi diri mempelajari bahasa pemrograman kedua dan seterusnya:

1. Membuka diri terhadap bahasa baru tersebut.

Sebagai seorang yang berkecimpung di dunia teknologi, kita harus membuka pikiran kita dan menyadari bahwa teknologi berkembang begitu pesat khususnya dunia programming. Menurut saya, masa teknologi bertahan lama dan muncul teknologi baru kira - kira 6 bulan hingga 3 tahun. Sebagai contoh, kita akan menggunakan perbandingan teknologi hardware. Pada tahun 2013 Android versi Jelly Bean masih bertebaran di mana - mana. Sedangkan di tahun 2016 ini Android Jelly Bean sudah mulai memudar dan diganti dengan Kitkat, Lolipop, Marshmellow dan Nougat (versi terbaru Android). Bisa dibayangkan jika terjadi di dunia programming kalau siklusnya berganti setiap 3 tahun sekali. Berapa banyak perusahaan harus menganti sistemnya yang lama dengan sistem yang baru karena bahasa pemrogramannya sudah tidak didukung lagi.

2. Anggaplah kalau belajar bahasa pemrograman kedua itu sebagai belajar bahasa lain setelah Indonesia.

Salah satu kendala kita cukup sulit move on dari bahasa pemrograman pertama ke bahasa pemrograman kedua adalah perbedaan sintaks. Jadi, bayangkan saja seperti kita belajar bahasa Inggris setelah bahasa Indonesia supaya bisa berbicara dengan turis di daerah kita. Seperti yang kita ketahui bahwa bahasa Inggris (sampai saat ini) masih menjadi bahasa no. 1 yang diakui oleh dunia Internasional.

3. Bayangkan bahwa semakin banyak belajar maka peluang kita diterima di dunia kerja.

Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui.

Kira-kira peribahasa ini cukup tepat menggambarkan jika kita bisa menguasai bahasa pemrograman lebih dari satu maka banyak peluang lowongan kerja yang bisa kita raih. Misalnya kita sudah belajar JavaScript dan sudah mulai memahami belajar PHP. Maka ketika ada lowongan kerja yang membutuhkan dua hal tersebut maka kemungkinan kita mengambil peluang tersebut semakin tinggi.

Dengan mengetahui hal ini, semoga bisa menjadi pertimbangan kita semua ketika melangkah ke bahasa pemrograman kedua, ketiga dan seterusnya. Saya sangat terbuka dengan diskusi teman-teman mengenai hal ini. :)