Fishackathon 2018, Ajang Inovasi Pembuatan Aplikasi Perikanan Indonesia dan Internasional

Hadyan Palupi 20 Februari 2018

Fishackathon 2018, Ajang Inovasi Pembuatan Aplikasi Perikanan Indonesia dan Internasional

Berlangsung pada tanggal 10 – 11 Februari 2018 di Greenhouse Cowork, Multivision Tower 25th Floor, Jl. Kuningan Mulia Lot 9B, Jakarta Selatan, Fishackathon Jakarta 2018, acara yang berasal dari HackerNest, organisasi nirlaba yang berasal dari Kanada, dengan sukses diikuti oleh para programmers menunjukan kemampuan mereka dalam tim-tim yang mereka bentuk dengan cara membuat program- program yang bertujuan untuk kelestarian perikanan di Indonesia.

Acara ini dibuka secara resmi pada jam 9:30 AM, dimana acara pembukaan diberikan oleh perwakilan dari World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, Bapak Abdullah Habibi, selaku Manajer Program Peningkatan Perikanan dan Budidaya dari organisasi tersebut. “Perlu ada solusi dan inovasi cerdas agar perikanan dapat berkelanjutan dan masyarakat lebih sejahtera,” tuturnya. “Solusi yang ditawarkan oleh peserta Fishackathon 2018 memberikan inovasi inovasi terkini dan menarik dalam mengatasi permasalahan pada era dimana lingkungan sedang mengalami tekanan pemanfaatan yang tinggi.”

Acara Hackathon dimulai dari jam 10:15 pagi hingga 2:15 siang keesokan harinya; mencapai waktu total keseluruhan 28 jam. Setelah itu, mereka mempresentasikan solusi mereka ke berbagai judge/juri yang diundang dari berbeda-beda organisasi, yaitu: WWF, Amazon, dan Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI). Mereka juga mendapatkan feedback dari setiap solusi yang mereka ciptakan. Acara Hackathon ini dilaksanakan serentak di lebih dari 40 kota di seluruh dunia pada waktu yang sama. Setiap peserta diperbolehkan memilih satu dari 11 masalah perikanan dalam challenge set yang diberikan oleh HackerNest. Kebanyakan dari peserta bermalam di lokasi Hackathon dan mengoprek sampai pagi atau beristirahat di lokasi untuk langsung melanjutkan kegiatan mereka pada keesokan harinya.

Image

Acara yang memiliki tujuan mulia ini tampaknya sudah dapat menyampaikan pesannya dengan baik. Renaldi Gondosubroto, organizer dari acara inipun mengatakan, “Acara ini memang memberi tantangan yang tidak biasa untuk para peserta, terutama karena mungkin ada yang belum mengerti aquaculture atau industri perikanan; tapi dengan adanya Fishackathon, mereka juga mulai sadar dan perduli pada masalah-masalah yang sedang ada dan berbagi ide dengan pengembang aplikasi lain untuk menyelesaikannya.”

Pada penutupan Fishackathon Jakarta 2018 telah diumumkan nama-nama pemenang ajang kompetisi ini dari tim-tim yang berpartisipasi; pemenang pertama adalah tim Kembung, mendapatkan hadiah Rp. 10.000.000 serta juga US$ 5000 dalam Amazon Web Services credits, kedua adalah tim Jawa Squad, yang mendapatkan Rp. 5.000.000, dan ketiga tim Jono yang mendapatkan Rp. 2.000.000. Pemenang pertama yang sudah ditetapkan oleh HackerNest, akan melanjutkan perlombaan mereka di ronde global, dimana mereka dipertemukan dengan pemenang pertama dari kota-kota lain untuk berlomba memenangkan hadiah yang telah di sediakan dan memastikan solusi yang mereka ciptakan dapat masuk ke dalam pasar global.

Image

“Kami tertantang untuk menyelesaikan salah satu masalah di bidang jaringan supply ikan, sebagaikontribusi kami, baik sebagai warga indonesia dan spesies manusia,” jelas Muhammad Ihsan Al Hafiz,salah satu peserta dan anggota tim Jawa Squad. “Kami harap Fishchain, aplikasi buatan kami, bisa benar- benar terealisasi dengan bekerjasama yang baik dengan pemerintah dan industri terkait.”

Renaldi pun menambahkan harapannya akan dampak acara ini pada Indonesia, “Saya percaya dari terselengaranya acara ini, peserta-peserta sudah dapat menciptakan inovasi mereka yang akan menjadi karya anak bangsa. Ini pun akan mengharumkan nama Indonesia dan dapat menunjukkan kemampuan kita pada level dunia, terutama karena acara ini bersifat internasional. Masalah-masalah pada perikanan bukan hanya merupakan isu di luar Indonesia, tapi juga terjadi di Indonesia, jadi saya harap untuk acara-acara serupa seperti ini, pihak kami bisa lebih bekerjasama dengan pihak pemerintahan terkait seperti Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP),” tutupnya.