Kebangkitan IT dari Kawasan Timur Nusantara

wijay 26 Desember 2015

Kebangkitan IT dari Kawasan Timur Nusantara

Banyak yang luput dari pemikiran kita tentang dunia IT di Indonesia, bagaimanakah kemajuan IT di wilayah barat? pastinya sudah berkembang pesat terutama di pulau jawa apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya tentunya tidak sulit mencari buku referensi untuk memperdalam pengetahuan bahkan untuk menambah skill yang kita miliki, tidak ada alasan untuk tidak menambah pengetahuan kita karena jaringan internet sangat mudah di dapat dari yang berbayar hingga yang FREE sangat mudah di jumpai di kota-kota besar. Namun pernahkah terfikir bagaimana perkembangan IT di wilayah Timur Nusantara seperti NTB, NTT, Maluku, bahkan Papua? Pastinya sangat sedikit yang memperhatikanya, lalu bagaimana perjuangan kaum muda yang ingin melek IT di sana? Beberapa waktu lalu saya berkesempatan mewawancarai salah satu komunitas IT dari Timur Nusantara tepatnya berasal dari kota Ternate Maluku Utara.

Awal berdiri di tahun 2011-2012 perkembangan gadget dan penggunaan serta pengembang teknologi mulai bermunculan, Muhammad Muzammil yang pada waktu itu berkecimpung di dunia hacking dan juga termasuk salah satu member dari forum hacker di Indonesia punya kenalan didunia maya dan kebetulan beberapa membernya juga berdomisili sama yaitu di Ternate, beberapa namanya ariel devil prada, marlon portgas de ace. mereka ngatur jadwal buat ngopi darat, singkatnya pembahasan mereka soal perkembangan teknologi dari daerah yang minim akan hal ini. dibuatlah 2 buah nama yaitu Codernate dan Zona IT Ternate. Codernate menjadi forum online sekaligus rumah produksi dan Zona IT Sebagai wadah komunitas onside buat pelajar dan masyarakat umum yang ingin tahu dan ngerti tentang teknologi, komunitas yang sudah memiliki kurang-lebih 600 member ini memiliki sebuah produk yang pengembanganya masih dilakukan hingga saat ini, produk ini berupa Distro LINUX turunan dari Ubuntu, dengan tidak memandang keterbatasan distro ini justru di bangun untuk melawan keterbatasan tersebut.

Baca juga: 7 Layanan yang Bikin Programmer Lebih Produktif

"Pada awalnya sebagai pengguna opensource pada umumnya, kemunculan ide dari salah satu member yang namanya Ridwan Muhammad, karena Linux saat pertama kali diinstall harus melalui tahapan update, upgrade sama installasi optional app-nya, tapi yang jadi masalah disini adalah di Indonesia Timur jaringan internet nggak semudah dan secepat daerah lain di indonesia. Muncul deh pemikiran buat LINUX yang kalo diinstall sama pengguna baru udah nggak ribet lagi harus ngelakuin hal prosedural yg ada. Jadi Codernate Linux itu dibuat udah ready untuk dipake oleh pengguna yang minim koneksi internet." -kutip salah seorang anggota komunitas yang bersedia saya wawancarai yang juga menjadi salah satu pengembang Distro.

Bagaimana cara yang dilakukan komunitas ini untuk memasarkan karyanya terbilang sangat interaktif dikarenakan komunitas ini tidak hanya membagikan pengetahuan IT namun komunitas ini juga mengajak masyarakat untuk mengetahui akan legalitas suatu Software, masyarakat yang jujur dalam penggunaan teknologi, dukungan terhadap talenta anak muda, produktifitas daerah dan hal-hal yang mendasar, dapur pacu untuk membangung kemandirian bangsa yang berbasis pada kearifan lokal melalui alih teknologi untuk menghadapi tantangan dan persaingan global, begitulah cara yang dilakukan komunitas yang mengacu pada Grass-Root-Innovation. Distro yang sudah menggunakan bahasa daerahnya ini suadah mencapai angka rilis 2.0 "Fangare", kata "Fangare" sendiri berarti "Dia Laki-laki" dalam bahasa Maluku Utara dan beberapa versi sebelumnya yaitu 1.5 "Dodorobe" yang atinya "Senjata dari Bambu" dan 1.0 "Chacarlak" yang berarti "Kecoa".

Sebelum membahas lebih jauh tentang distro ini mari kita berkenalan dangan pengembangnya :

  • Muhammad Muzammil (Project Manager)
  • Ridwan Muhammad (Developper)
  • Muhammad Faizal (Developper)
  • Abdul Djalil Djayali (Design, Teknis & Maintenance)

Baca juga: Kumpulan Framework untuk Membuat Game dengan HTML5

pada versi yang terbaru Codernate didesain untuk pengguna rumahan dan juga developer, pada versi 2.0 sudah memiliki kostumisasi sebagai berikut:

  • Grub theme sudah menggunakan grub theme Codernate.
  • Plymouth sudah menggunakan plymouth-nya Codernate.
  • Desktop Environment-nya kami pakai Cinnamon dengan themenya Codernamon.
  • Gtk 3.0 sudah menggunakan CoderNix.
  • Icon theme sudah menggunakan CoderCon.
  • Wallpaper defaultnya menggunakan Origami flatnya Codernate.
  • Sublime User Theme sudah menggunakan JLCNate-Theme.
  • Custom Startup notification.
  • Kernel sudah menggunakan versi 4.
  • Telegram untuk client chat.

Begitulah sebagian kisah dari komunitas pejuang IT yang memberikan kontribusi besar untuk negara Indonesia, semoga semakin banyak komunitas yang memberi pencetusan untuk melawan keterbatasan di wilayah-wilayah yang masih kesulitan merasakan teknologi dan mendapatkan jaringan internet, semoga pemerintah juga turut ikut andil untuk membantu komunitas yang bertujuan memajukan Indonesia.