Komputer Ini Bisa Berinteraksi Dengan Otak Dan Aliran Darah!

Hadyan Palupi 10 Februari 2017

Komputer Ini Bisa Berinteraksi Dengan Otak Dan Aliran Darah!

Brain-computer interfaces (BCI) telah menjadi subjek menarik beberapa tahun ini. Banyak perusahaan teknologi dan universitas mengeluarkan jutaan dollar untuk membangun fungsi BCI secara menyeluruh yang bisa membaca otak manusia dan membuat banyak pekerjaan kritis menjadi lebih mudah.

Salah satu penggunaan terbesar BCI sudah terlihat pada sektor kesehatan, di mana terus terjadi perkembangan pada kehidupan orang yang mengalami berbagai macam syndrome locked-in. Bagi yang belum mengetahui, pasien yang mengalami locked-in syndrome akan ditandai dengan kelumbuhan anggota tubuh dan kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi dengan dunia sekitar.

Saat ini tim peneliti di eropa telah mendesain sebuah komputer yang yang bisa menghubungkan dan berkomunikasi dengan seseorang yang kehilangan semua kemampuan bergerak.

Komputer ini memastikan gelombang listrik yang keluar dari otak dan aliran darah

Sebuah contoh ketika pasien ditanya dengan pertanyaan sederhana yang memerlukan jawaban ya atau tidak. tiga dari empat jawaban memberi jawaban yes untuk pernyataan "I love to live" dan mereka juga menjadi yes saat ditanyakan “Are you happy?”

Dalam tesnya, dengan pertanyaan yang memiliki jawaban pasti, pasien menjawab tujuh kali dengan jawaban benar.

Brain-computer interface ini digunakan seperti seseorang menggunakan penutup kepala renang. Alat tersebut memastikan gelombang listrik yang keluar dari otak dan aliran darah menggunakan spectroscopy infrared dekat/rendah and electroencephalography, berdasarkan review dari MIT Tech.

BCI

Alat ini diharapkan mampu meningkatkan kehidupan pasien yang menderita berbagai komplikasi kritis. kita semua berharap teknologi ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk penggunaan yang lebih luas.

Sumber : This Computer Interacts With The Brain And Reads Your Thoughts
Brain–Computer Interface–Based Communication in the Completely Locked-In State
Reached Via a Mind-Reading Device, Deeply Paralyzed Patients Say They Want to Live