
LignoSat, Satelit Pertama di Dunia Berbahan Kayu Mengorbit Bumi

Peluncuran LignoSat, satelit pertama di dunia yang terbuat dari kayu, merupakan terobosan inovatif di bidang teknologi antariksa. Dikembangkan oleh peneliti Jepang, LignoSat dirancang untuk menguji ketahanan kayu terhadap kondisi ekstrem di luar angkasa, seperti fluktuasi suhu yang sangat tinggi (dari -100 hingga 100 derajat Celsius setiap 45 menit). Setelah melalui uji coba, satelit ini diluncurkan menggunakan roket SpaceX dari Kennedy Space Center di Florida, AS, menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Dari ISS, LignoSat dilepas untuk mengorbit Bumi pada ketinggian sekitar 400 km selama enam bulan.
Satelit LignoSat ini dikembangkan oleh tim peneliti dari Universitas Kyoto bekerja sama dengan perusahaan kayu Sumitomo Forestry. Umumnya, satelit terbuat dari bahan logam, karena lebih kedap air dan lebih tahan radiasi serta suhu ekstrem di luar angkasa. Hal ini penting lantaran satelit biasanya memuat komponen elektronik.
Para peneliti memilih kayu untuk LignoSat karena ingin melihat seberapa kuat kayu dalam kondisi luar angkasa dan apakah bisa jadi material alternatif untuk eksplorasi ke Bulan atau Mars. Takao Doi, seorang mantan astronot sekaligus ahli luar angkasa dari Universitas Kyoto, mengatakan kalau kayu punya potensi besar untuk mendukung hidup manusia di luar angkasa. Menurutnya, kayu bisa diolah sendiri, bisa dipakai buat bangun rumah, tempat kerja, dan kebutuhan lainnya di luar angkasa.
Bayangkan, kita bisa punya rumah-rumah dari kayu di Bulan atau bahkan di Mars—cukup keren, kan?

Tim peneliti punya impian besar untuk bikin rumah kayu di Bulan atau Mars dalam 50 tahun ke depan. Sebagai langkah awal, mereka meluncurkan satelit kayu mini bernama LignoSat untuk menguji kekuatan kayu di luar angkasa. Satelit kecil ini dibuat dari kayu honoki, sejenis kayu yang terkenal kuat—bahkan biasa dipakai untuk sarung pedang!
LignoSat sudah melewati uji coba 10 bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan sekarang resmi didaftarkan ke NASA sebagai bukti kalau kayu bisa jadi material alternatif di antariksa. Kalau eksperimen ini sukses, mimpi rumah kayu di luar angkasa mungkin bisa jadi kenyataan!
Kayu dipilih bukan hanya karena ketahanannya, tapi juga karena aspek keberlanjutan dan dampak lingkungan yang lebih kecil dibandingkan bahan logam. Selain itu, saat kembali ke atmosfer, kayu akan terbakar habis tanpa meninggalkan limbah antariksa.
What do you think?
Reactions



