Project MenembusLangit : Lepas Landas Ekspedisi Pesawat Tanpa Awak ke Lapisan Stratosfer

Muhammad Singgih Z.A 30 Oktober 2016

Project MenembusLangit : Lepas Landas Ekspedisi Pesawat Tanpa Awak ke Lapisan Stratosfer

Pesawat tanpa awak mungkin sudah tidak asing lagi di ingatan kita, dan mungkin saja menurut saya teringat nya ke pesawat tempur untuk menyelesaikan misi rahasia. Anyway, dalam project MenembusLangit ini saya sangat tertarik untuk melakukan liputan nya, penggunaan teknologi untuk mewujudkan impian kita semasa kecil memiliki pesawat yang bisa dikendalikan jarak jauh dan bisa melihat bumi dari titik tertinggi yang bisa dicapai sungguh menyenangkan bila terwujud.

[caption id="attachment_13178" align="aligncenter" width="700"]penjelasan mengenai ekspedisi di saat lepas landas penjelasan mengenai ekspedisi di saat lepas landas[/caption]

Akhirnya, saya percaya ternyata mimpi itu bukan hanya saya saja yang menginginkannya. Mereka adalah para inisiator project #menembusLangit yaitu Dian Rusdiana Hakim (AeroTerrascan) dan Daus Gonia (DenganSenangHati)

Kemudian, para inisiator ini memutuskan untuk membuka project ini bagi umum untuk ikut terlibat karena project ini merupakan pergerakan yang luar biasa dalam bidang Aeronautika tanpa awak dan riset yang menarik. Kolaborator yang bergabung dan mendukung project ini yaitu LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), AeroGeoSurvey, AeroVisualStudio, Beritagar.id,Bro.do, Festivo, GDILab, Global Inovasi Informasi (GDI), IDC Indonesia, InMotion, Interindo Multimedia, Kok Bisa?, Lab Kinetic, Layaria, Malesbanget.com, Monoponik Studio, Panenmaya, Tees.co.id dan puluhan kolaborator individu lainnya.

Pada tanggal 27 Agustus 2016 lalu, seperti yang tercantum pada website menembuslangit pesawat tanpa awak UAV Xi-A1 melakukan penerbangan ujicoba untuk mengukur kemampuan sinyal telemetri dan temperatur, tim menembus langit pun melakukan latihan prosedur pengisian balon cuaca serta tali temali untuk mengikat balon cuaca dengan UAV. Pengujian sinyal telemetri ini dilakukan dengan berbagai macam antena, termasuk salah satunya ialah custom antena yang memiliki sifat high directional.

Kemudian, Hari ini Jum’at 28 Oktober 2016 bertepatan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda Pesawat tanpa awak UAV Ai-X1 lepas landas. Lepas landas dilakukan sekitar pukul 06.15 WIB, dari area Balai Uji Teknologi Pengamatan Antariksa dan atmosfer LAPAN, Pamengpeuk, Garut. Teknis lepas landas dilakukan dengan mengaitkan UAV Ai-X1 dengan balon cuaca Helium yang telah di atur untuk meletus pada lapisan stratosfer.

Namun ternyata, dalam perjalanannya di ketinggian 10,2 KM UAV Ai-X1 melepaskan diri dari balon cuaca. Keadaan tersebut diluar dari rencana, menurut Mas Dian Pada ketinggian tersebut terjadi GPS Glinch, yang disebabkan GPS mengalami kehilangan sinyal karena awan mendung dan memicu UAV untuk melakukan prosedur failsafe karena UAV Ai-X1 kita setting untuk seperti itu dengan asumsi bahwa pesawat telah kehilangan ketinggian.

[caption id="attachment_13184" align="aligncenter" width="700"]Hitung mundur lepas landas UAV Ai-X1 Hitung mundur lepas landas UAV Ai-X1[/caption]

Alhasil, pesawat belum mencapai target yang diharapkan yakni melebihi ketinggian 12,9 Km dpl dari hasil ujicoba sebelumnya untuk sampai ke ketinggian 30 Km dpl. Kondisi tersebut disebabkan kondisi cuaca yang kurang mendukung. UAV Ai-X1 telah dikonfigurasi untuk kembali ke koordinat awal (home point) yang telah ditentukan, dan melakukan terbang melingkar sampai ke tujuan. Selama perjalanan, UAV mengirimkan pencitraan dari kamera yang terpasang, dan memperlihatkan citra langit dan permukaan bumi indonesia dari ketinggian 10,2 Km dpl. Kurang lebih pukul 6.50 WIB UAV Ai-X1 telah mendarat dengan aman dan mulus.

[caption id="attachment_13183" align="aligncenter" width="700"]Persiapan lepas landas UAV Ai-X1 Persiapan lepas landas UAV Ai-X1[/caption]

Tim MenembusLangit dengan pernyataan dari Mas Azhar T. Pangesti (Program Director MenembusLangit), mengklarifikasi kondisi tersebut, dan menyatakan akan melakukan lepas landas kedua esok hari, sabtu 29 Oktober 2016. Lepas landas tidak dapat dilakukan pada hari yang sama karena perlu melakukan prosedur dari awal dan beberapa kondisi yang perlu dipenuhi. Tim MenembusLangit pun akan melakukan optimasi dan menurunkan sensitifitas dari failsafe UAV Ai-X1 dengan threshold pada ketinggian tertentu agar tidak terjadi kondisi serupa seperti lepas landas hari ini.

[caption id="attachment_13179" align="aligncenter" width="700"]Penjelasan mengenai ekspedisi dari LAPAN Penjelasan mengenai ekspedisi dari LAPAN[/caption]

Mengenai harapan dan manfaat dari Project ini, menurut Prof. Dr Thomas Djamaluddin menuturkan bahwa ekspedisi pesawat tanpa awak ini kelak difungsikan sebagai penangkap citra permukaan bumi dari ketinggian stratosfer Indonesia (sekitar 17 Km dpl) dengan kualitas yang jauh lebih baik dan efisiensi dana. Karena selama ini pengambilan citra bumi dilakukan dari level orbit satelit (>500Km dpl) atau menggunakan pesawat (<10KM dpl) yang membutuhkan dana yang cukup besar dalam sekali ekspedisi nya. Saat ini project sejenis sedang diupayakan di berbagai negara wahana yang dapat terbang lama atau High Latitude Long Endurance (HALE), untuk mendapatkan pencitraan bumi dengan ketinggian diantaranya.

[caption id="attachment_13181" align="aligncenter" width="700"]Penjelasan Ekspedisi MenembusLangit Daus Gonia (DenganSenangHati) Penjelasan Ekspedisi MenembusLangit Daus Gonia (DenganSenangHati)[/caption]

Kemudian, dari salah satu inisiator ekspedisi MenembusLangit yaitu Daus Gonia (DenganSenangHati) mengutarakan bahwa ekspedisi ini merupakan gerakan awal yang diharapkan dapat memicu inisiator inisator lainnya dari anak muda dalam negeri untuk melakukan ekspedisi lainnya yang bermanfaat bagi negeri dengan ranah Teknologi. Ekspedisi ini merupakan awal dari riset lainnya yang menyenangkan dan tentu memberikan dampak jangka pendek dan jangka panjang bagi kita semua. Disini pun, merupakan cara bagi saya dan tim untuk mewujudkan mimpi semasa kecil memiliki pesawat kendali yang bisa terbang bebas di langit.

[caption id="attachment_13180" align="aligncenter" width="700"]Anugrah REKOR MURI "Pesawat Ulak Alik Stratosfer Tanpa Awak Pertama di Indonesia" Anugrah REKOR MURI "Pesawat Ulak Alik Stratosfer Tanpa Awak Pertama di Indonesia"[/caption]

Tanpa terduga, meskipun ekspedisi MenembusLangit belum mencapai target awal pada tanggal lepas landas pertama, Namun pihak MURI yakni Osmar Semesta Susilo dan M.Ib Andre Purwardono S.S. menyepakati untuk tetap memberikan anugrah penghargaan kepada tim MenembusLangit sebagai ekspedisi “Pesawat Ulak Alik Stratosfer Tanpa Awak Pertama di Indonesia”.

Hingga akhirnya 29 Oktober 2016, dilakukan lepas landas kedua dengan prosedur yang sama dan hasil evaluasi sebelumnya. Alhasil, luarbiasa pencapaian UAV Ai-X1 berhasil mencapai ketinggi 19,3Km dpl dengan lokasi yang sama. Pencapaian ini menjadikan ekspedisi sukses dan tercapai janji untuk rekor MURI tersebut. Meskipun ada kendala lain yang terjadi saat UAV Ai-X1 mencoba kembali ke home poin meleset sekitar 500m karena sinyal GPS yang kurang akurat.

[caption id="attachment_13177" align="aligncenter" width="700"]Foto bersama Pencapaian REKOR MURI dengan Tim MenembusLangit Foto bersama Pencapaian REKOR MURI dengan Tim MenembusLangit[/caption]

dikutip dari press release tim MenembusLangit, “Ekspedisi Menembus Langit bukan semata berusaha mencapai target ketinggian terbang di 30Km dpl. Salah satu tujuan penting dari ekspedisi Menembus Langit adalah membuktikan bahwa kekuatan sebuah mimpi dan usaha swadaya dari para kolaborator bisa membangkitkan semangat kedirgantaraan Nasional yang seolah hampir tidak terdengar dewasa ini. Jadi, kalaupun kali ini kita belum berhasil mencapai ketinggian yang ditargetkan, saya berharap apayang sudah dilakukan tim Menembus Langit sampai titik ini bisa jadi inspirasi untuk melakukan hal yang serupa, atau bahkan lebih.” Ujar Azhar T. Pangesti selaku program director MenembusLangit.

Menembus Langit: Lepas Landas adalah langkah awal dari pencapaian-pencapaian baru yang diharapkan akan menginspirasi Indonesia.