PyDev of the Week: Wawancara dengan Pengurus Hear Me Code, Shannon Turner

Bagus Aji Santoso 23 Oktober 2017

PyDev of the Week: Wawancara dengan Pengurus Hear Me Code, Shannon Turner

Minggu ini narasumber PyDev of the Week kita adalah Shannon Turner! Shannon adalah pengembang Hear Me Code, sebuah kelas belajar pemrograman yang ramah terhadap pemula khusus wanita di daerah Washington DC. Beliau juga memiliki beberapa proyek di Github yang cukup menarik. Mari kita kenal Shannon lebih dalam!

Dapat dicerikan sedikit latar belakang anda (hobi, pendidikan, dll)?

Nenek saya adalah orang yang sangat berjasa bagi karir yang kini saya jalani, dulu Ia sangat suka bermain video game. Saat kecil, Saya suka melihat nenek bermain lalu menggambar game tersebut dikertas dan menunjukkannya. Lalu saya berkata "Bukankah bagian ini agar keren kalau menjadi bagian dari game itu?" dan nenek menyukainya lalu berkata bahwa Saya harus sangat jago menggunakan komputer jika ingin membuat gambar itu menjadi game!

Mengapa anda mulai menggunakan Python?

Pada waktu itu saya sedang belajar pemrograman sendiri setelah enam tahun tidak ngoding-ngoding lagi, dan sudah lupa banyak hal. Belajar ulang dari awal sangat membuat frustrasi sehingga saya menginginkan bahasa yang ramah pemula. Saya rasa keputusan memilih Python sangat baik dan lebih intuitif dibanding bahasa lain yang pernah saya pakai dimasa lalu, sejak saat itu saya jatuh hati.

Bahasa pemrograman apa yang anda tahu selain Python dan manakah yang paling anda sukai?

Meski Python adalah bahasa favorit, namun saya juga mahir menggunakan HTML, CSS, JavaScript, masih mencoba-coba PHP, Java, Perl, C++, dan Visual Basic, tapi saya sudah jarang menggunakan bahasa-bahasa ini.

Project apa yang sedang anda kerjakan saat ini?

Akhir-akhir ini saya sedang belajar virtual reality dengan Unity yang telah menjadi project jangka panjang yang menyenangkan.

Pustaka apa yang paling anda sukai?

Saya menggunakan Django untuk semua jenis web yang saya buat termasuk Watch This Instead, sebuah website yang akan memberitahu apakah sebuah film sudah melalui Bechdel test dan Let's Go, sebuah daftar 6000 museum diseluruh Amerika Serikat yang dapat dicari berdasarkan lokasi dan kategori.

Apa yang menginspirasi pembuatan "Hear Me Code"?

Saya sudah lelah saat pergi ke acara teknologi dan menjadi satu-satunya wanita di ruangan, capek dianggap lemah dan disepelekan. Saya merasa menjadi bukan salah satu bagian dari mereka. Lalu saya berbicara banyak dengan beberapa wanita lain dan saya pikir karena saya pernah belajar sendiri, saya bisa mengajarkan orang lain juga sehingga saya putuskan untuk membuat kelompok belajar di mana wanita dapat belajar dan tumbuh bersama. Lalu saya mulai mengajari empat wanita didekat meja dapur dan saya tidak pernah berpikir akan menjadi sebesar ini.

Dapatkan anda mendeskripsikan dampak "Hear Me Code" di daerah Washington DC?

Sejak memulai Hear Me Code sekitar empat tahun lalu, grup ini sudah memiliki anggota sebanyak 3000 wanita di daerah Washington DC. Bagi banyak anggota, grup ini merupakan perkenalan pertama mereka dengan pemrograman. Hear Me Code fokus di leadership development dan mengubah peserta menjadi guru, kini lebih dari 100 wanita sudah menjadi guru atau asistennya. Puluhan wanita mengaku berhutang budi pada Hear Me Code karena telah memberikan kemampuan dan pengalaman yang mereka butuhkan untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji lebih baik di dunia teknologi.

Ada rencana untuk mengembangkannya keluar Washington DC?

Belum! Mengurus kelompok semacam Hear Me Code memakan cukup banyak waktu dan tenaga dan semua ini merupakan usaha tanpa bayaran selain pekerjaan sehari-hari yang saya lakukan.

Ada hal lain yang ingin disampaikan?

Satu project yang sangat menyenangkan dan sudah saya buat adalah Budgie Cam. Saya memiliki sebuah Raspberry Pi dan kamera yang ditempelkan ke kandang burung beo lalu kapanpun saya mengirim sebuah pesan ke nomor khusus, kamera itu akan mengambil foto dan mengirimkan hasilnya kembali ke saya. Gambar tersebut membantu saya saat kangen rumah waktu bepergian.

*Diterjemahkan dari PyDev of of the Week: Shannon Turner dengan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License atas ijin dari Mike Driscoll. *