Seorang Programmer Membuat AI Untuk Tetap Berbicara Dengan Kawannya Yang Sudah Meninggal

Hadyan Palupi 19 Oktober 2016

Seorang Programmer Membuat AI Untuk Tetap Berbicara Dengan Kawannya Yang Sudah Meninggal

Kehilangan seseorang yang sangat dekat dengan diri kita tentunya akan meninggalkan luka sangat dalam di antara luka lainnya yang ada dalam kehidupan kita. Terkadang hal tersebut juga bisa merubah seseorang. Kesedihan yang mendalam terus menghantui dalam waktu yang lama dan tetap datang dalam serpihan-serpihan ingatan, mengingatkan akan hilangnya keberadaan sesorang dalam hidup.

Tetapi, bagaimana jika sekiranya kamu diberi kembali kesempatan untuk berbincang dengan mereka? bagaimana jika kamu mampu untuk menyentuh kembali banyangnya yang telah pergi? pastinya ini merupakan pertanyaan yang sulit. Sementara beberapa orang mungkin menerima ide ini dengan pikiran terbuka, atau bahkan yang lain menentang dan memperdebatkannya.

Sekarang, mari kita coba berbicara dalam kehidupan nyata, Eugenia Kuyda, co-founder dari AI startup Luka, berfikir tentang membuat bot ingatan di masa depan. Dalam tulisannya yang baru-baru ini di publikasikan di The Verge. Dirinya menjelaskan bagaimana ia tetap menjalin hubungan dengan sahabatnya yang sudah meninggal Roman Mazurenko menggunakan Neural Network.

Programmer rusia ini mengumpulkan semua text pesan milik Mazurenko yang pernah dikirimkan ke semua temannya dan menggunakan aplikasi buatan perusahaannya untuk dibuatkan kesadaran digital milik roman hidup.

Baca juga: Membangun Bot dengan BotFramework

Hasil akhirnya cukup menarik. Kamu bisa mencoba aplikasinya dan berbicara dengan avatar digital Roman dalam bahasa Inggris ataupun Rusia dengan cara mengirimkan pesan text kepada Roman.

roman-and-kuyda-luka-chatbot

Luka menggambarkan hal ini dengan gaya baru berkirim pesan menggunakan chatbot dibantu dengan AI (artificial intelligence). AI tersebut membantumu menemukan GIF dan video lucu, membuat rencana bersama, mencari tempat makan, bermain game dan bersenang-senang.

Beberapa mungkin bertanya bagaimana keluarga yang ditinggal menyikapi hal tersebut, dan ternyata ibunya merasa sangat berterimakasih dan bersyukur walau dalam keadaan meneteskan air mata. Dirinya berkata :

"Banyak hal yang tidak aku ketahui tentang anakku. Tetapi saat ini aku dapat membaca apa yang ia pikirkan dari sudut pandang yang berbeda. Aku semakin mengenalnya lebih jauh. Seakan ia berada disini saat ini".
roman

Kamu dapat membaca kisah lengkap persahabatan antara Kuyda dan Roman dan pembuatan BOTnya disini.

sumber : https://fossbytes.com/programmer-kept-talking-friend-death-using-ai/