Tips Belajar Coding untuk Orang Non IT ala Iskandar Soesman

Bagus Aji Santoso 24 Februari 2015

Tips Belajar Coding untuk Orang Non IT ala Iskandar Soesman

Tahukah anda bahwa Iskandar Soesman, kreator dari Panada Framework adalah lulusan Sarjana Sosiologi? Bagaimana mungkin seorang sosiolog dapat membuat framework PHP yang begitu powerful sehingga digunakan oleh kompasiana maupun detik? Ternyata semua itu ada sejarahnya. Pada awalnya dahulu Pak Iskandar ini pernah magang di suatu lembaga swadaya masyarakat (LSM) pada saat masih duduk di bangku kuliah. LSM tersebut memang tidak begitu besar, namun kegiatannya cukup aktif. Meskipun tidak besar, LSM ini memiliki komputer-komputer khusus serta memiliki jaringan internal. Pada awalnya, Pak Iskandar hanya membantu tugas-tugas yang bersifat administratif namun lama kelamaan beliau juga berinisiatif untuk membantu saat terjadi masalah IT di lembaga tersebut karena konsultan khusus untuk masalah IT yang digunakan LSM tersebut hanya datang seminggu sekali. Lama-kelamaan Pak Iskandar mencoba bantu-bantu untuk mengelola websitenya. Aplikasi web LSM inilah yang menjadi aplikasi web online pertama yang di otak-atik oleh beliau. Pada awalnya website tersebut dikelola oleh sebuah vendor, namun akhirnya LSM tadi mempercayakan Pak Iskandar untuk mengelola websitanya. Dari website inilah Pak Iskandar banyak belajar tentang pemrograman PHP.

Usut punya usut, ketertarikan Pak Iskandar akan dunia IT dan koding telah muncul sejak ia masih kuliah. Waktu itu lab jurusan dimana Pak Iskandar belajar memiliki perpustakaan dimana literatur didalamnya tidak terorganisir dengan baik. Beliau mencoba-coba aplikasi Microsoft Excel sampai Microsoft Access satu persatu namun masih belum memenuhi kebutuhan beliau. Dengan semangatnya yang membara dan tak pernah padam, beliau bela-belain datang ke Bandung untuk belajar mengenai teknologi yang dapat ia gunakan untuk mengatasi masalahnya pada seorang teman yang kuliah di Bandung. Di kota inilah Pak Iskandar mengenal dan belajar cara menggunakan database.

Sepulang dari berguru ke kota Bandung, Pak Iskandar memutuskan untuk membeli buku pemrograman. Buku pemrograman yang ia beli adalah belajar pemrograman PHP. Dari buku inilah akhirnya beliau belajar tentang PHP serta dapat menciptakan framework Panada. Dapat dibayangkan kan kalau beliau membeli buku belajar pemrograman C, waduh bisa tidak akan ada namanya Panada Framework, framework PHP buatan lokal yang bisa kita coba. Selain dari buku, beliau juga banyak mencari tahu lewat internet terutama Google. Pernah beliau mengalami masalah dengan rewrite rules Apache yang hampir membuat putus asa sampai akhirnya menemukan malaikat penolong untuk mengatasi masalah ini yaitu Loka D , orang yang sama yang mengembangkan http://www.ilmuwebsite.com/.

Sebagai orang non TI, selama belajar pemrograman Pak Iskandar juga sering menemui kesulitan terutama dengan istilah-istilah asing seperti database, runtime dst. Namun, dikaruniani dengan rasa penasaran yang tinggi ketidak tahuan tersebut memacu semangat beliau untuk terus belajar dan mencari tahu.

Pak Iskandar menyarankan kita untuk belajar pemrograman dengan cara langsung praktek membuat aplikasi. Dengan mulai membuat aplikasi, kita akan mulai bertemu dengan masalah-masalah. Masalah-malasah inilah yang nantinya akan melatih kita berfikir untuk menyelesaikannya. Masalah ini pulalah yang melatih kita untuk banyak membaca, banyak bertanya, sehingga pengalaman yang akan kita dapatkan semakin luas.

Semoga tips belajar koding untuk orang non TI ala Iskandar Soesman ini bermanfaat.