ARM Cabut Lisensi Qualcomm: Dampaknya pada Ponsel Android?

Profile
ahmad gustiawan

12 November 2024

ARM Cabut Lisensi Qualcomm: Dampaknya pada Ponsel Android?

Baru-baru ini, Qualcomm dan ARM terlibat dalam perseteruan yang bikin banyak pihak di industri teknologi terkejut. ARM, perusahaan yang terkenal sebagai “jantung” dari banyak chip ponsel, tiba-tiba memutuskan untuk mencabut lisensi Qualcomm. Apa artinya? Singkatnya, Qualcomm—yang chip-nya ada di hampir semua smartphone Android—bisa kehilangan akses pada desain ARM, yang selama ini jadi dasar pembuatan chip mereka, seperti SnapdragonSnapdragon.

Konflik Muncul dari Akuisisi Nuvia

Semua bermula saat Qualcomm mengakuisisi Nuvia, perusahaan yang juga bikin chip berbasis ARM. Rencananya, Qualcomm ingin mempercepat pengembangan chip mereka dengan teknologi dari Nuvia, tapi ARM tidak setuju. ARM merasa Qualcomm tidak boleh menggunakan teknologi ARM dari Nuvia tanpa izin tambahan. Keputusan ARM ini pun membawa Qualcomm pada posisi sulit karena mereka harus segera mencari cara supaya tetap bisa memproduksi chip tanpa gangguan.

Apa yang Akan Terjadi pada Perangkat Android?

Salah satu implikasi besar dari konflik ini adalah ketidakpastian masa depan chip Snapdragon yang ada di banyak smartphone Android. Karena Qualcomm belum tentu bisa pakai desain ARM di masa depan, ini bisa berdampak pada performa dan inovasi ponsel yang biasanya kita pakai. Bahkan, jika konflik ini tidak selesai dengan baik, Qualcomm mungkin harus mendesain ulang seluruh lini produk chip mereka atau memilih alternatif teknologi.

Adakah Alternatif untuk Qualcomm?

Sekarang Qualcomm menghadapi pilihan sulit: apakah mereka akan coba teknologi lain seperti RISC-V, sebuah arsitektur chip terbuka yang belakangan semakin populer? Meski begitu, beralih ke arsitektur baru tentu bukan langkah yang mudah dan bisa memakan waktu lama.

Untuk kita para pengguna, konflik ini mungkin tidak akan langsung terasa, tapi tetap bisa berpengaruh di masa depan. Kalau Qualcomm tidak punya akses ke desain ARM, bisa jadi inovasi chip pada ponsel akan sedikit melambat, atau harganya akan meningkat karena biaya produksi yang berbeda.

Hingga kini, Qualcomm masih berusaha mencari jalan tengah dengan ARM, tetapi belum jelas apakah kedua pihak bisa berdamai. Bagi industri, konflik ini adalah pengingat betapa pentingnya hubungan antar perusahaan teknologi dan bagaimana ketergantungan terhadap satu teknologi bisa berdampak besar.

Source :Kompas Tekno

What do you think?

Reactions