BEKRAF Dukung Pertumbuhan Internet of Things Indonesia dalam Menghadapi MEA

Hadyan Palupi 25 April 2016

BEKRAF Dukung Pertumbuhan Internet of Things Indonesia dalam Menghadapi MEA

Pada tanggal 23 April yang lalu berlokasi di Hotel Salak Bogor Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) bersama DiLo Bogor dan GDG Bogor, juga dengan dukungan beberapa pemain IT besar di Nusantara melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis Internet of things (IoT) atau IoT Conference 2016. Kegiatan ini merupakan persiapan pemerintah dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan merupakan salah satu dari sub faktor yang menjadi perhatian BEKRAF.

Suasana Internet of Things Conference 2016

Acara tersebut dibuka dengan sambutan oleh Ibu Selliane Halia Ishak sebagai Direktur Fasilitas Infrastruktur Fisik dari BEKRAF. Beliau sempat menjelaskan bahwa IOT ini merupakan salah satu subsector dari 16 subsector yang berada di bawah Badan Ekonomi Kreatif. BEKRAF memprediksikan Masyarakat Ekonomi ASEAN akan memberikan persaingan yang sangat berat terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia oleh karena itu masyarakat Indonesia dituntut untuk terus meningkatkan kemampuannya terutama dalam bidang kreatifitas.

Tak dapat dipungkiri saat ini teknologi mulai beranjak memasuki masa baru yang kita sebut dengan Internet of things (IoT) geliat-geliat pertumbuhan di Nusantarapun mulai terasa. Pemain-pemain besar seperti INTEL, IBM dan XL Axiata menaruh perhatian dengan teknologi IoT.

Sesi pertama dalam acara diisi oleh penggiat IoT nusantara Martin Kurniadi CEO IoT Indonesia (Geeknesia) dan Andri Yadi CEO DycodeX yang menjelaskan pengenalan terhadap IOoT mulai dari segi histori, development Platform, IoT Cloud Platform serta perkembangan IoT Development di Indonesia. CEO Geeknesia mengatakan bahwa menurut penelitian sampai 2020 perkembangan IoT di dunia khususnya di Indonesia akan terasa dalam bidang factory. Revolusi factory dari zaman ke zaman mulai dari teknologi UAP dan ditemukannya teknologi mesin berkembang dengan control system dan hingga kini mulai diterapkannya IoT yang salah satunya memudahkan dalam proses monitoring agar produksi berjalan dengan efesien. Andri Yadi CEO DycodeX pun turut menyetujui bahwa kelebihan dalam belajar mengenai IoT ini mulailah dari basic, pelajari dengan perlahan untuk mendapatkan pondasi yang kuat. IoT itu multi disiplin ilmu yang bisa diterapkan dalam segala bidang dan fokuslah pada product dan problem solving karena IoT is just a technology to help.

CodePolitan sendiri sudah membuat majalah digital yang membahas mendalam mengenai Internet of Things dalam majalah digital yang ke 19. Majalah digital tersebut dapat di download di sini.

Setelah break, sesi kedua dilanjutkan dengan Talkshow antara Nama besar Industri IT, Telekomunikasi dan juga Pemerintahan yang dalam hal ini industry IT diwakili oleh para pemain besar di Indonesia yaitu XL Axiata Cornelius Julius, Intel Indonesia Firstman Marpaung, IBM Indonesia Irsan Saputra dan BEKRAF Neil El Himam dari pihak pemerintah dan Narenda Wicaksono CEO Dicoding Sebagai Moderator di sesi Talkshow.

Talk Show ini menjelaskan kepada para peserta terkait insight perusahaan, kendala serta fokus industry IT dalam kurun waktu 2 tahun kedepan.

1

Irsan Saputra ISV Business Development Manager IBM Indonesia menjelaskan bahwa dalam Internet Of Things pasti terdapat 4 layer utama yaitu Device, Connectivity, Platform and Solution. Dalam talk show ini semua komponen 4 layer tersebut sudah berkumpul.

Device diwakili oleh Intel, connectivity oleh XL Axiata, platform oleh IBM dan solution oleh Pemerintah. Ketiga Industry IT tersebut sepakat bahwa kedepannya akan ada perhatian dalam hal Internet of Things khususnya Smart Home, Smart City, Smart Transportation dan manufacturing. Tantangan yang dihadapi pengusaha IT saat ini ialah adalah tantangan sosial, dimana para pengusaha saat ini sudah mulai menerima adanya IOT namun sosial belum menerima secara penuh karena pemahaman yang belum merata. Dijelaskan oleh Julius dari XL untuk para penggiat IoT perlu adanya keberanian untuk melakukan “do fast, fell fast” lakukan dengan cepat dan kalaupun gagal kita akan jatuh dengan cepat dan memulai hal baru yang lain.

“Kegagalan merupakan hal yang lumrah perusahaan sekelas XL saja memiliki produk yang gagal jual, namun kami terus berinovasi agar kami terus bergerak maju” terang beliau.
Senada dengan Intel dan BEKRAF yang mengobarkan semangat para penggiat IoT untuk melakukan sesuatu yang berdasarkan kebutuhan masyarakat agar menjadi problem solving dan tidak hanya menjadi sebuah hobi.
Firsman Marpaung menambahkan  “Do something, gabung dengan komunitas, buat karya, berani kedepan untuk menunjukkan produk anda dan paksa saya untuk menjual barang-barang anda! Karena memang intel saat ini fokus dengan tema ‘Growing with local’"
Setelah Talk show selesai, dilanjutkan dengan acara Demo IoT Devices dan IoT Quick Prototyping yang disampaikan oleh Aulia Faqih CEO Dirakit didampingi oleh Rendra Toro. Di akhir sesi beliau, Aulia menunjukkan sebuah video yang menjelaskan bahwa banyak masalah yang menunggu diselesaikan oleh kita. 2 Dengan kegiatan seperti ini diharapkan semakin tumbuh kesadaran bahwasanya persaingan saat MEA itu nyata, dibutuhkan masyarakat yang kreatif dan mampu berkarya yang tidak hanya bermanfaat namun juga memiliki standar setingkat internasional, agar kita warga Indonesia tidak tertinggal dan mendapatkan kondisi perekonomian yang layak utamanya disini di bidang teknologi Internet of Things.