Berbagai Salah Anggap Orang Awam Terhadap Seorang Programmer

Muhammad Arslan 10 Juli 2017

Berbagai Salah Anggap Orang Awam Terhadap Seorang Programmer

Programmer, mungkin kebanyakan orang awam masih asing dengan profesi yang satu ini. Bahkan pekerjaan sebagai selebgram dan penjual toko online pun masih lebih mudah dikenali ketimbang profesi yang satu ini.

Programmer memang masih menjadi pekerjaan baru yang semakin booming di era internet sejak tahun 2000-an. Di kala aplikasi untuk bisnis masih didominasi desktop application, kini aplikasi bisnis mulai didominasi oleh aplikasi web dan mobile.

Bagi sebagian orang awam duduk di depan komputer dan membuka layar hitam saja sudah dianggap programmer padahal orang tersebut mungkin hanya sedang membuka aplikasi konsol ping atau wget untuk mencoba koneksi ke server yang ditujunya.

Seringkali bagi sebagian orang programmer itu semuanya sama, sama - sama ngoding dan membuat aplikasi. Padahal ada perbedaan yang cukup signifikan bila kita harus membandingkan antara programmer aplikasi mikrokontroler dan programmer web. Ada dua konsentrasi kemampuan yang berbeda yang tidak bisa dibandingkan langsung.

Berikut ini adalah beberapa salah anggap masyarakat awam terhadap profesi ini. Barangkali ada yang pernah mengalaminya, silahkan bagi ceritanya di kolom komentar :D.

###1. Dianggap jago benerin printer

Sakit hati sih mungkin tidak, tapi memang agak kurang tepat bila kita yang tidak biasa ngulik printer tetiba disuruh memperbaiki printer yang rusak sampai level hardware. Salah satu ucapan yang mungkin dikatakan orang awam adalah, "Katanya programmer, kok benerin printer gak bisa!".

Sebenarnya printer ini merupakan objek yang dikuasai oleh orang yang memperdalam ilmu teknik grafika (percetakan). Ada banyak sekali jenis printer dengan berbagai ukuran dan tipe kertas. Bahkan kaos pun punya printer-nya sendiri agar proses produksi lebih cepat.

Hanya saja memang mungkin printer ini ada kaitan dengan programmer, misal saat kita membutuhkan driver. Tapi bila masalah printer rusak seperti warna tidak stabil atau hasil cetak garis - garis. Maaf bro, jangan salahkan programmer >.<.

###2. Sering diminta membuat laporan dan surat

Mungkin IT literacy seorang programmer bisa lebih tinggi dibanding profesi lainnya. Namun tidak sedikit yang tidak mahir membuat laporan apalagi laporan khusus seperti pembukuan jurnal akuntansi atau membuat surat menyurat bagi atasan. Tentu saja keterampilan tersebut lebih dikuasai oleh seorang yang terbiasa berurusan dengan administrasi atau belajar di dunia administrasi dan manajemen perkantoran.

Namun tidak jarang, programmer yang bekerja di dunia pemerintahan seringkali diminta untuk membuatkan laporan, walaupun itu bukan job desc-nya. Namanya juga programmer harus serba tahu kalau berkenaan dengan komputer dan IT.

###3. Segala tahu soal hardware untuk Gaming

Tak jarang teman kita yang awam sering menanyai kita hardware terbaik apa untuk digunakan main game. Terkadang ada juga teman yang meminta kita untuk meng-upgrade komputernya ke pusat penjualan komputer, yang padahal itu bisa dilakukan oleh mereka sendiri.

Tak jarang juga kita diminta untuk memilihkan hardware terbaik yang sesuai spesifikasi minimum, yang sebenernya bisa dibaca sendiri oleh mereka di internet tempat info game yang mereka inginkan.

Salah satu alasan ngelesnya adalah, "Kan kamu tiap hari sama komputer, bantu upgrade komputerku dong".

###4. Kadang disuruh bikin logo atau poster

"Mas tolong bikinin logo dong, mas kan pinter yah makek komputernya, kan programmer!". Salah alamat, mas :D. Mintalah membuat logo kepada ahli desain grafis bukan kepada pembuat aplikasi komputer mas. Sentuhan tangannya itu beda saat mendesain logo oleh yang ahli sama yang bukan. Bahkan yang biasa bikin logo pun gak akan mau diminta ngedesain gratis. Lah ini udah minta gratis malah nyuruh programmer :|.

###5. Dianggap jago semua software

"Tiap hari sama komputer, masa sih ga bisa software ini?". Begitulah bila rekan kita ada yang tidak mengerti dunia komputer. Bagaimana tidak, masa iya kita harus menguasai semua software yang jumlahnya sudah terlalu banyak. Belum lagi setiap software hanya ditujukan bagi kalangan dari profesi tertentu.

Memang kita hanya bisa memberikan pengertian kepada teman kita, namun kadang masyarakat awam tidak mau tahu yang penting kita bisa software tersebut apapun yang terjadi. Terlebih bila yang meminta bantuan adalah Pak RT atau Pak RW :D.

###6. Sering dianggap sebagai instruktur IT yang serba tahu

"Aa kan programmer, harusnya bisa dong ngajarin kita pakai website buat sertifikasi guru ini!". Tak jarang bila seorang instruktur IT dari suatu program pemerintah, malah diminta untuk menjelaskan sistem lain yang dibuat pemerintah. Misal seorang guru yang ingin mengikuti sertifikasi guru, mungkin karena kurang piawai menggunakan komputer. Jadinya kita sendiri yang kerepotan.

Hanya saja, kita tidak bisa menguasai semua aplikasi web yang dibuat oleh pemerintah. Guide book-nya saja tidak punya tapi harus bisa menjelaskan kepada orang lain dan itu pun bukan tugas kita :|. Memang inilah dunia penuh tantangan, kita harus bisa negoisasi kepada orang - orang awam dengan cara yang baik agar sampai kita tidak disemprot orang.

###7. Diminta ngehack Facebook

"Gan, tolong hackin Facebook temenku dong, dia mutusin aku soalnya!" atau "Kang, tolong benerin Facebook yang dihack orang dong!". Bro, kalau mau benerin Facebook yah hubunggi Facebook Help Service dong :|. Ngehack Facebook itu lumayan panjang loh.

Kita harus ke masuk network dimana target berada dan sering internetan disana dan ngintip pakai wireshark buat berharap dapat akun dan password-nya. Atau juga kita harus cari jejaknya dulu di komputer - komputer warnet untuk buka firefox. Atau mungkin nyimpen keylogger di rumahnya. Ah ribet deh pokoknya.

Dan lucunya, permintaan nge-hack Facebook itu malah sering nyampai ke kita saat kita baru kuliah di jurusan IT atau ketahuan bahwa kita berprofesi programmer :|. Jadi jangan bilang - bilang kalau kita programmer yah :D.

###8. Diminta ngeroot Android

Tak jarang seiring dengan banyaknya peminat hape android. Banyak orang yang ingin memasang game bajakan di hapenya. Memang salah satu syaratnya adalah harus nge-root hape android terlebih dahulu. Semacam menguasai device kita sendiri dari tangan vendor dengan resiko kehilangan garansi.

Tapi walaupun sedikit bersinggungan dengan programmer. Tapi memang fokus seorang programmer terlebih programmer Android, adalah membuat aplikasi untuk Android. Tidak semua programmer mau mengalokasikan waktunya buat nge-root Android. Yang ada semua programmer mengalokasikan waktu buat menghadapi dedadline di esok hari.

###9. Besok Pasti Beres, Kan Programmer!

Ketika programmer diminta mengerjakan 5 fitur. Kadang orang awam meminta kita menyelesaikan tambahan 10 fitur berikutnya. Bila orang yang sudah biasa proyekan IT (kalau masih punya perasaan), biasanya bernegoisasi dengan programmer untuk mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.

Tapi bagi orang proyekan yang masih baru terjun di dunia proyekan IT biasanya mengukur proyek IT itu disamakan dengan mengukur proyek jalan. Dimana programmer adalah resource yang dapat diganti seenaknya dan semuanya predictable. Hal ini tentu membuat sebagian besar programmer yang masih pemula dan terjebak dengan proyekan seperti itu harus menanggung beban yang cukup besar :|.

"Besok harus beres, kamu kan programmer!"

###10. Memperkerjakan Programmer sebagai Sistem Analis, Tester, dan Instalasi Jaringan

Tak jarang ada juga client yang memiliki proyek dengan nilai yang cukup fantastis, namun hanya memperkerjakan programmer seorang diri atau cuma beberapa orang saja. Memang selain penghematan, tak jarang ada juga programmer yang ingin belajar menjadi role lain dalam suatu proyek IT.

Tapi memang anehnya dengan budget sekian, pengeluaran untuk sewa programmer harus seminim mungkin. Padahal harusnya peran dalam proyek IT tidak hanya dikerjakan oleh programmer saja. Tak jarang yang disewa hanya programmer namun harus mengerjakan analisis, desain web, sampai tahap validasi produk cuma dilakukan programmer, namun menuntut hasil yang maksimal. Belum lagi bila proyek tersebut harus dipasang di seantero gedung dengan menggunakan berbagai perangkat pendukung seperti, wifi, display monitor, dan front desk.

Kecuali kalau seorang programmer mengerjakan suatu proyek dengan "budget" minimalis, namun fee yang didapatnya adalah untuk banyak peran, jadi fee untuk system analyst, tester, programmer, dan network engineer harus didapatkan juga, dengan demikian tampaknya cukup adil walaupun sangat capek :D.