Source Code Poetry, Siapa Bilang Programmer Tak Punya Jiwa Seni?

Selama ini programmer acap kali diasosiasikan sebagai makhluk "berotak kiri". Makhluk "berotak kiri" dianggap kurang memiliki jiwa seni karena jiwa seni hanya dimiliki oleh makhluk "berotak kanan". Pandangan ini coba diubah lewat kompetisi Source Code Poetry.

Source Code Poetry merupakan sebuah kompetisi dimana para peserta ditantang untuk menulis "puisi" menggunakan bahasa pemrograman yang mereka kuasai. Hanya ada empat syarat utama yang harus dipenuhi oleh source code yang didaftarkan untuk mengikuti kompetisi ini, yaitu:

• Ditulis menggunakan Java, C#, atau C++
• Harus berima
• Harus dapat di compile
• Harus keren

Peserta juga dapat menggunakan bahasa pemrograman selain Java, C#, atau C++ namun dengan syarat, solusi yang diberikan harus luar biasa keren. Contohnya adalah solusi yang diberikan oleh Daniel Holden yang memenangkan kategori "Bend The Rules". Daniel Holden memberikan solusi menggunakan bahasa pemrograman Piet, bahasa pemrograman yang biasanya dibuat menggunakan Photoshop sebagai IDE-nya.

Pemenang kategori Best Compilable Poem jatuh ke tangan Done Lean dengan puisi berjudul The American C. Puisi ini menceritakan masa-masa indah Done Lean di era C dan saat-saat mengerikan dimasa C++ muncul. Berkat keindahannya, para juri sepakat untuk memilih The American C sebagai juara kompetisi Source Code Poetry 2015.

Selain dua kategori di atas, turut dipilih pula satu kategori tambahan yaitu kategori Popular Vote. Pemenang kategori Popular Vote tahun ini jatuh ke tangan Anonymous dengan puisinya berjudul Uz Pinigus. Pembaca mungkin bertanya, apa kelebihan dari puisi ini? Jawabannya adalah bahasa yang digunakannya tidak menggunakan Bahasa Inggris. Uz Pinigus ditulis dalam bahasa Lithuania.

 

Berikut ini merupakan puisi-puisi pemenang kompetisi Source Code Poetry beberapa tahun lalu. Untuk melihat koleksi yang lebih lengkap, kunjungi situs sourcecodepoetry.com.