0
0
0
share
#c#unix#linux#apple
0 Komentar
Linux vs Unix: Apa Perbedaannya?
Takagi Fujimaru • 23 Mei 2018
Jika pembaca adalah developer yang berumur sekitar 20 sampai 30 tahunan, pembaca hidup di jaman yang didominasi oleh Linux. Linux telah menjadi pemain besar di data center selama beberapa dekade. Meskipun sulit untuk mencari data market share sistem operasi yang paling akurat, Linux menguasai data center dengan persentase bisa mencapai 70% dimana sisanya diambil oleh berbagai varian Windows. Developer yang menggunakan sistem cloud publik yang besar bisa dipastikan akan memiliki sistem yang menjalankan Linux. Bukti bahwa Linux ada dimana-mana juga bisa ditemukan dengan sangat mudah saat ini seperti yang ada di Android perangkat telepon pintar denagn sistem berbasis Linux, TV, mobil, dan perangkat-perangkat lainnya.
Meski begitu, sebagian besar software developers, bahkan developer yang tumbuh dimasa Linux merajalela pernah mendengar nama Unix. Namanya mirip dengan Linux sehingga terkadang kita bisa mendengar orang menggunakan dua nama itu untuk merujuk kesebuah teknologi yang sama. Atau mungkin, pembaca pernah juga mendengar bahwa Linux merupakan sistem operasi yang "Unix-like" alias seperti Unix.
9 Text Editor Terbaik Untuk Para Programmer Pengguna Linux
Jadi, apa sebetulnya Unix? Artikel ini akan membahas sejarah Unix dan Linux secara garis besar disertai perbedaan utama antara dua sistem ini.
Awal Kehidupan Unix
Sejarah Unix dimulai di AT&T Bell Labs pada akhir tahun 1960-an oleh sebuah tim kecil yang terdiri dari beberapa orang programmer. Mereka bekerja untuk membangun sistem operasi yang multi-tasking dan multi-user untuk perangkat PDP-7. Dua anggota tim yang paling dikenal adalah Ken Thompson dan Dennis Ritchie. Meski banyak konsep Unix diimplementasi dari pendahulunya (Multics), tim pengembang Unix di awal tahun 1970-an memutuskan untuk menulis ulang sistem operasi kecil ini dalam bahasa pemrograman C, ini lah yang membedakan Unix dengan sistem lain. Pada saat itu, sistem operasi sangat sangat sangat jarang bersifat portable. Sistem operasi yang ada saat itu diprogram dalam bahasa yang low-level sehingga hanya bisa dipasang di perangkat keras yang memang didesain untuk sistem oeprasi tersebut. Mengembangkan Unix dalam bahasa pemrograman C membuatnya bisa di-ported (diatur agar bisa dijalankan) di arsitektur perangkat keras yang berbeda-beda.
Berkat portabilitasnya, Unix dapat dengan cepat berkembang diluar Bell Labs untuk penggunaan lain, dunia akademis, bahkan penggunaan komersial. Salah satu filsofi Ken Thompson menjadi model desain sistem software dan komputasi yang modular. Filosofi Unix merekomendasikan penggunaan program yang kecil, memiliki satu tujuan yang dikombinasikan bersama untuk menyelesaikan permasalahan yang besar dan kompleks. Model "piping" untuk input dan output dimana program-program bekerja di satu kumpulan operasi secara linear masih dipakai sampai sekarang. Bahkan, model cloud function-as-a-service (FaaS)/serverless computing banyak belajar dari filosofi Unix ini.
Pertumbuhan dan Persaingan Unix
Diakhir 1970an dan 1980an, pohon keluarga Unix tersebar diberbagai keperluan dari riset, dunia akademis, dan bisnis komersil. Unix bukanlah software open source, dan source code Unix bisa dilisensikan sesuai kesepakatan dengan pemiliknya, AT&T. Lisensinya yang pertama diketahui dijual untuk University of Illinois tahun 1975.
Unix tumbuh dengan cepat di dunia akademis, dengan Berkeley sebagai pusat perkembangannya, kebetulan Ken Thompson juga sedang "cuti" panjang di kampus tersebut pada tahun 70an. Dengan pesatnya aktivitas Unix di Berkeley, sebuah software Unix baru pun lahir: Berkeley Software Distribution, atau BSD. Pada awalnya, BSD bukan alternatif untuk Unix-nya AT&T, akan tetapi lebih sebagai sebuah "add-on" yang memiliki tambahan software dan kemampuan baru. Saat 2BSD (the Second Berkeley Software Distribution) dirilis tahun 1979, Bill Joy, seorang mahasiswa pasca sarjana di sana, membuat sebuah program yang kelak menjadi salah satu program paling ikonik yaitu vi dan C shell (/bin/csh).
Selain BSD yang menjadi salah satu cabang Unix paling populer, komersialisasi Unix pada tahun 1980an samai 1990an juga cukup meledak dimana muncul nama-nama besar seperti HP-UX, IBM AIX, Sun Solaris, Sequent, dan Xenix. Saat cabang-cabangnya berkembang jauh dari akarnya, "Unix wars" (perang Unix) dimulai dan standardisasi menjadi fokus baru untuk komunitas. Standar POSIX akhirnya lahir ditahun 1988, dan standar-standar lain mengikuti melalui The Open Group di awal tahun 1990an.
REISUB, Cara Teraman Restart Linux Saat Hang
Pada waktu itu AT&T dan Sun merilis System V Release 4 (SRV4), yang diadopsi oleh banyak vendor komersial. Secara terpisah, sistem operasi keluarga BSD sudah berkembang sangat pesat, membuat beberapa variasi open source lain yang dirilis dalam BSD license yang kini sudah cukup familiar. Variasi-variasi tersebut adalah FreeBSD, OpenBSD, dan NetBSD, masing-masing dengan target pasang yang berbeda-beda. Variasi-varias Unix ini sampai sekarang masih dipakai untuk pemakaian yang sama. Untuk yang belum tahu, setiap perangkat Mac dipasarkan dengan sistem operasi OS X (sekarang macOS) adalah turunan BSD.
Sejarah Unix masih bisa memakan banyak halaman, namun demi fokus artikel ini maki kita move on ke awal berkembangnya Linux.
Memperkenalkan Linux
Apa yang kita sebut dengan sistem operasi Linux saat ini sebetulnya adalah kombinasi dua usaha yang dilakukan di awal 1990an. Richard Stallman saat itu menjadi sistem operasi yang betul-betul free and open source sebagai alternatif dari sistem Unix yang proprietari. Ia saat itu mengerjakan program-program di bawah nama GNU, penamaan rekursif yang kepanjangannya adalah "GNU's not Unix!". Meskipun ia juga sedang mengerjakan sistem kernel, namun sistem tersebut ternyata sulit untuk diselesaikan, dan tanpa sebuah kernel, sistem operasi yang free and open source tidak mungkin untuk direalisasi. Hasil kerja Linux Torvald lah, kernel yang bisa bekerja dengan baik yang ia beri nama Linux yang bisa mewujudkan mimpi Stallman membuat sistem operasi yang utuh menjadi kenyataan. Apalagi, Linus juga menggunakan beberapa tool GNU (misalnya GNU Compiler Collection, atau GCC) sehingga mengawinkan tool GNU dengan kernel Linux menjadi sempurna.
Distribusi Linux bermunculan berkat komponen GNU, kernel Linux, X-Windows GUI dari MIT, dan komponen BSD lain yang bisa dilisensi di bawah BSD license yang juga open source. Popularitas distribusi Linux seperti Slackware lalu Red Hat membuat pengguna komputer biasa bisa memakai sistem Linux dan dengan sistem operasi tersebut mereka bisa menggunakan banyak kemampuan sistem Unix untuk pekerjaan mereka atau keperluan akademik.
Karena semua komponen Linux merupakan free and open source software, semua orang bisa membuat distribusi Linux-nya sendiri dengan sedikit usaha, sehingga jumlah distro (istilah lain untuk distribusi Linux) mencapai ratusan. Hari ini, distrowatch.com menuliskan ada 312 distro unik yang tersedia. Tentu saja, banyak developer memakai Linux melalui dua cara baik dengan sistem yang disediakan oleh cloud provider maupun menggunakan distribusi gratis yang populer seperti Fedora, Ubuntu, Debian, Arch Linux, Gentoo, dan varian lain. Penawaran Linux secara komersial, yang memberikan support (bantuan) penggunaan komponen yang free and open source membantu banyak perusahaan berkembang termasuk IBM, yang pindah dari sistem Unix proprietasi dengan menawarkan middleware dan solusi software lain yang berjalan di atas sistem Linux. Red Hat membangun model bisnis komersial dengan Red Hat Enterprise Linux, dan perusahaan asal Jerman memberikan SUSE dengan sistem SUSE Linux Enterprise Server (SLES).
Membandingkan Unix dan Linux
Sejauh ini, kita telah melihat sejarah Unix dan kemunculan Linux bersama GNU/Free Software Foundation sebagai alternatif yang free and open source. Mari kita lihat perbedaan antara dua sistem operasi ini yang memiliki banyak persamaan dan berbagi banyak tujuan yang sama.
Dari perspektif pengalaman pengguna, tidak terdapat banyak perbedaan! Sebagian besar hal yang membuat Linux begitu menarik adalah ketersediaannya untuk banyak arsitektur perangkat keras (termasuk komputer-komputer masa kini) dan kemampuannya untuk menggunakan tool yang familiar bagi pengguna serta system administrator Unix.
Karena standar POSIX, aplikasi yang ditulis di Unix bisa dikompilasi untuk sistem operasi Linux yang biasanya tidak membutuhkan sumber daya yang besar. Shell script bisa dipakai langsung di Linux dalam banyak kasus. Meski beberapa aplikasi menggunakan flag/opsi yang sedikit berbeda antara Linux dan Unix, kebanyakan masih bekerja dengan cara yang sama.
Karena macOS menggunakan sistem yang BSD, maka banyak tool dan script yang dibuat untuk Linux bisa dijalankan dengan mudah di terminal macOS. Banyak aplikasi open source Linux yang dapat dipasang dengan mudah dengan aplikasi seperti Homebrew (sejenis apt-get tapi tidak menjadi bawaan macOS alias sebagai aplikasi pihak ketiga).
Perbedaan lain umumnya di model lisensi yaitu open source vs proprietasi. Di Linux, sebuah vendor bisa membuat driver perangkat keras yang bisa langsung diaplikasikan ke berbagai distribusi. Berbeda dengan Unix, karena sistem lisensinya, sebuah vendor bisa jadi membuat driver yang berbeda untuk sistem Unix yang berbeda karena harus menyesuaikan SDK atau model distribusi yang mereka target-kan.
Karena kedua komunitas yang telah berkembang matang selama berpuluh tahun, kemajuan Linux juga banyak diadopsi oleh dunia Unix. Aplikasi GNU misalnya dijadikan sebagai add-on di sistem Unix dimana banyak developer menginginkan fitur program GNU yang tidak menjadi bagian dari Unix. Contohnya IBM AIX menawarkan AIX Toolbox yang menawarkan ratusan software GNU (seperti Bash, GCC, OpenLDAP, dll.) yang bisa ditambahkan dipemasangan AIX untuk mempermudah transisi antara Linux dengan Unix yang berbasis sistem AIX.
5 Alasan Mengapa Linux Adalah Sistem Operasi yang Cocok Untuk Programmer
Unix proprietari masih hidup dan masih dipakai hingga saat ini, dimana banyak vendor menjanjikan dukungan rilis saat ini hingga 2020, sehingga bisa dikatakan Unix akan tetap ada entah sampai kapan. Ditambah lagi, cabang BSD yang memiliki NetBSD, OpenBSD, dan FreeBSD semuanya mempunyai basis pengguna yang kuat meskipun tidak terlihat seaktif komunitas Linux.
Kekuatan Linux yang membuatnya mampu bersaing dengan Unix proprietari adalah ketersediaan untuk perangkat keras yang sangat banyak. Raspberry Pi, komputer mini yang sangat populer dikalangan pehobi IoT dijalankan menggunakan sistem Linux. Kita juga telah membahas perangkat seperti Android, mobil (dengan Automotive Grade Linux), dan smart TV, dimana Linux memiliki pangsa pasar yang besar. Setiap penyedia layanan cloud dibelahan dunia manapun pasti menawarkan virtual server yang menjalankan Linux karena banyak "stack cloud-native" yang populer saat ini berbasis Linux misalnya Kubernetes yang sekarang-sekarang sedang naik daun.
Kemajuan Linux yang paling kentara saat ini tentu saja transformasi Microsoft di beberapa tahun terakhir. Jika pembaca memberitahu seseorang sepuluh tahun lalu bahwa Microsoft akan "menjalankan Linux" di tahun 2016, sebagian besar mereka mungkin akan tertawa guling-guling. Namun, eksistensi dan popularitas Windows Subsystem for Linux (WSL), dan port Docker untuk Windows yang baru-baru ini dirilis, termasuk dukungan LCOW (Linux containers on Windows) menunjukkan pengaruh besar Linux di dunia software.
Diterjemahkan dari Linux vs. Unix: What's the difference? karya Phil Estes
0
0
0
share