
Phising Adalah? Pengertian & Jenis-Jenis Phising!

Dalam beberapa tahun terakhir, kasus phising melonjak tajam, tidak hanya di negara-negara besar, tetapi juga di Indonesia. Modusnya pun semakin beragam—mulai dari email, pesan teks (SMS), telepon, hingga tautan mencurigakan di media sosial. Pelaku berpura-pura menjadi pihak yang tepercaya seperti bank, marketplace, atau institusi pemerintah dengan tujuan mengelabui korban agar secara sukarela memberikan informasi pribadi, termasuk username, password, nomor rekening, dan data penting lainnya.
Hal yang membuat phising begitu berbahaya adalah tekniknya yang kian canggih dan sulit dikenali. Bahkan, email atau situs web palsu yang digunakan oleh pelaku bisa sangat menyerupai aslinya, membuat banyak orang tak menyadari bahwa mereka sedang menjadi target. Lebih parah lagi, korban baru sadar setelah akun mereka dibobol atau uang di rekening raib tanpa jejak.
Di artikel ini, kita akan membahas secara tuntas mengenai apa itu phising, bagaimana cara kerjanya, jenis-jenis serangannya, serta langkah-langkah konkret yang bisa dilakukan untuk mencegah menjadi korban. Dengan memahami lebih dalam, Anda bisa lebih waspada terhadap berbagai upaya penipuan digital yang mengintai di balik layar. Karena sesungguhnya, phising adalah ancaman nyata yang bisa terjadi pada siapa saja—termasuk Anda.
Pengertian Phising

Phising adalah kejahatan dunia maya yang dilakukan pelaku dengan berpura-pura sebagai lembaga atau layanan tepercaya. Phising adalah salah satu bentuk penipuan online yang menargetkan data sensitif korban, seperti informasi identitas pribadi, nomor rekening bank, rincian kartu kredit, dan kata sandi. Istilah “phising” berasal dari kata phishing (memancing) yang maknanya mirip dengan “memancing” data korban. Teknik ini memancing korban agar mengirimkan informasi pribadi tanpa disadari.
Pelaku phising dapat menghubungi target melalui email, telepon, SMS, atau pesan di media sosial sambil menyamar sebagai pihak resmi. Misalnya, pelaku bisa mengirim email palsu atas nama bank untuk meminta pembaruan data, atau menelepon dengan nomor tak dikenal yang mengaku dari instansi pemerintah. Informasi yang didapat dari korban digunakan untuk kejahatan lebih lanjut seperti pencurian identitas dan penarikan dana secara ilegal. Dalam perkembangannya, serangan phising tidak hanya sekadar email; pelaku memanfaatkan berbagai kanal komunikasi modern untuk mengelabuhi korban.
Pada dasarnya, phising adalah metode kejahatan online yang menggabungkan teknik social engineering (rekayasa sosial) dan teknologi canggih untuk menipu korban. Phising tetap menjadi ancaman serius karena banyak orang tertipu oleh tampilan pesan atau situs yang terlihat asli. Menurut sumber terbaru, pelaku phising kerap memanfaatkan kejadian atau tren terkini – misalnya dengan meniru tawaran gadget baru, rilis film populer, atau promo belanja online – sebagai umpan agar korban mengklik tautan berbahaya. Oleh sebab itu, perlu dipahami bahwa phising adalah kejahatan siber yang tanggap dan terus berkembang mengikuti tren teknologi dan budaya populer.
Sebagai catatan historis, phising sudah ada sejak awal internet. Kasus terkenal terjadi pada 2004 ketika FTC (Federal Trade Commission) AS menggugat seorang remaja California yang membuat situs palsu America Online untuk mencuri detail kartu kredit korban. Kasus ini menjadi salah satu pelajaran awal betapa berbahayanya phising. Sejak saat itu, hukum dan keamanan dunia maya diperkuat untuk melacak dan menindak phisher (pelaku phising).
Sejarah Singkat Phising di Indonesia dan Global
Sejak pertengahan 2000-an, serangan phising berkembang cepat. Di Indonesia sendiri, ada beberapa kasus menonjol yang menjadi pelajaran penting. Salah satunya adalah skema “Mama Minta Pulsa” (2015), di mana pelaku mengaku sebagai anggota keluarga untuk meminta pulsa melalui SMS atau telepon. Sindikat ini berhasil meraup jutaan rupiah dalam sehari dengan trik sederhana—korban percaya pesan tersebut berasal dari orang dekat. Kasus seperti ini menunjukkan phising adalah metode sederhana namun efektif yang sering menargetkan kepercayaan korban.
Secara global, penjahat siber terus menyusun cara baru. Para pelaku phising terkadang memakai perangkat lunak canggih hingga Artificial Intelligence (AI) untuk membuat email atau video palsu (deepfake) yang meyakinkan. Deepfake bahkan pernah digunakan untuk menipu pejabat tinggi agar membayar tebusan kripto. Intinya, phising tetap berkembang. Menurut laporan terkini, global kerugian serangan siber (termasuk phising) diperkirakan mencapai triliunan dolar, dan Indonesia kini termasuk negara yang paling banyak mengalami kebocoran data. Statistik menunjukkan kasus phising naik drastis: data IDADX mencatat 26.675 laporan phising di Indonesia pada kuartal I 2023, melonjak 220% dibanding periode sebelumnya. Fakta ini menggarisbawahi bahwa phising adalah ancaman nyata yang terus meningkat di Indonesia.
Baca Juga: Belajar Cyber Security Dengan Metode Capture The Flag! Wajib Simak!
Cara Kerja Phising
Pelaku phising memadukan trik psikologis dan teknik IT untuk mengelabui korban. Phising adalah teknik rekayasa sosial: penyerang menyamar sebagai entitas tepercaya (bank, perusahaan e-commerce, layanan publik) untuk membuat korban percaya. Pesan palsu yang dikirim berisi iming-iming atau ancaman—misalnya Anda diminta “memperbarui” akun karena ada masalah, atau dikirimi hadiah tak terduga. Umpan tersebut umumnya memuat link atau lampiran berisi malware. Ketika korban mengklik link ini, ia diarahkan ke situs palsu yang tampak mirip situs asli. Tautan ini disiapkan untuk mencuri data yang diisi korban, seperti login akun atau informasi kartu kredit.
Pada saat yang sama, pelaku dapat meminta korban untuk mengklik lampiran berbahaya atau menginstall aplikasi tertentu. Setelah korban terperangkap, pelaku mendapatkan akses penuh ke informasi korban. Sebagai contoh, pelaku phising dapat meminta korban memasukkan nomor KTP, nomor rekening, atau PIN. Data tersebut kemudian digunakan untuk menguras uang korban atau melakukan penipuan lebih lanjut. Singkatnya, cara kerja phising selalu berusaha memancing informasi sensitif tanpa disadari korban dengan teknik menipu yang meyakinkan.
Jenis-Jenis Phising
Para penjahat siber mengembangkan berbagai jenis serangan phising. Berikut beberapa jenis umum yang perlu Anda ketahui:
-
Phising Email (Deceptive Phising): Serangan paling umum via email. Pelaku mengirim email dengan domain yang mirip lembaga resmi (tapi berbeda), lalu meminta korban melakukan tindakan seperti login ulang, verifikasi data akun, atau pembayaran mendadak. Tautan dalam email itu menuju situs palsu. Misalnya, email mengatasnamakan bank atau layanan e-commerce, meminta verifikasi nomor rekening dan PIN. Informasi tersebut dipakai oleh peretas untuk mengakses akun korban.
-
Smishing (SMS Phising): Serangan melalui SMS atau aplikasi pesan singkat. Pelaku mengirim SMS berisi link atau nomor telepon dengan ancaman atau janji menggiurkan. Sebagai contoh, korban diajak menukar pulsa atau menerima hadiah uang, tapi untuk klaim harus memberi data pribadi. Atau dikabarkan ada masalah pembayaran tagihan dan korban diminta memasukkan nomor rekening. Karena kita cenderung lebih percaya SMS daripada email, modus smishing sering berhasil.
-
Vishing (Voice Phising): Serangan lewat panggilan telepon. Si penipu menelepon mengaku dari pihak bank, polisi, atau pajak, lalu membuat korban panik atau bersemangat. Misalnya, dikabarkan rekening akan diblokir, atau korban diminta mentransfer uang sebagai penjamin barang bukti. Ternyata tujuan utamanya adalah mencuri data akun. Vishing makin berbahaya karena nada bicara terdengar resmi dan korban sulit memverifikasi kebenarannya.
-
Spear Phising: Serangan yang ditargetkan pada individu atau organisasi tertentu (misalnya manajer, pejabat, atau pegawai perusahaan). Pelaku meneliti targetnya terlebih dahulu untuk membuat email sangat meyakinkan, seringkali mencantumkan nama korban dan detail personal. Email tersebut bisa berisi tautan atau lampiran malware khusus. Tujuannya mencuri data penting lembaga atau membuka pintu untuk serangan berikutnya. Serangan semacam ini lebih canggih karena sifatnya khusus, bukan siaran massal.
-
Whale Phising (Whaling): Bentuk phising spesial yang menargetkan “ikan paus” – sosok penting seperti CEO perusahaan, artis terkenal, atau figur publik kaya. Dalam serangan ini, email atau pesan dibuat sangat persuasif dan terorganisir, misalnya berpura-pura undangan resmi atau laporan rahasia perusahaan. Karena targetnya besar, keberhasilan satu serangan whale bisa merugikan organisasi sangat banyak.
-
Clone Phising: Pelaku menggandakan (clone) email sah yang pernah dikirim sebelumnya kepada korban, lalu mengganti link atau lampiran asli dengan yang berbahaya. Korban mengira email itu asli karena pernah benar-benar menerima sebelumnya, sehingga lebih mudah terjebak. Setelah korban mengklik link palsu, data login atau file rahasia mereka dicuri.
-
Pharming: Serangan pada level DNS (Domain Name System). Pelaku mencurangi kode DNS agar saat korban mengetik alamat situs resmi (misal “bankanda.com”), yang muncul adalah situs palsu buatan mereka. Korban tak menyadari karena alamat web tampak benar di browser. Ini dapat terjadi melalui malware di komputer korban atau serangan pada server DNS internet.
-
Lainnya: Ada lagi phishing media sosial (akun palsu di medsos atau iklan berisi link palsu), phishing via aplikasi pesan (chat), atau phishing hadiah/undian palsu. Semakin luas kanal komunikasi yang kita gunakan, makin banyak jenis phising yang muncul.
Ciri-Ciri Email atau Pesan Phising
Mengenali ciri-ciri phising membantu kita menghindari jebakan penipu. Berikut tanda-tanda umum yang sering muncul pada email atau pesan phising:
- Tawaran Terlalu Menggiurkan. Pesan mengatakan Anda mendapat hadiah besar, gadget gratis, atau lotre yang tak pernah Anda ikuti. Jika sesuatu terdengar “hoki banget” atau terlalu bagus, itu bisa jadi umpan phising. Para penjahat menggunakan iming-iming untuk membuat korban langsung tertarik sebelum berpikir logis.
- Taktik Mendesak (Urgensi). Biasanya ada pesan seperti “klik sekarang, hanya 1 jam tersisa!”, atau “akun Anda akan ditutup jika tidak segera update data”. Mereka sengaja menciptakan tekanan waktu. Organisasi sah jarang memaksa update mendadak seperti itu; jika ragu, telusuri informasi lewat situs resmi daripada tautan di email.
- Tautan atau Domain Mencurigakan. Bila Anda arahkan kursor ke tautan (tanpa klik), alamat URL yang muncul bisa berbeda dari teksnya. Penipu sering menggunakan ejaan mirip website asli, misalnya bankakarina.com (ganti huruf) atau URL pendek yang asing. Carilah kesalahan ketik atau domain aneh. Situs resmi lembaga atau bank pasti menggunakan domain resmi dan dilengkapi HTTPS (ikon gembok di browser).
- Lampiran Asing atau Berbahaya. Hati-hati dengan file terlampir. Jika email tak terduga berisi lampiran .exe, .zip, .docm, atau format lain selain gambar (foto) atau .txt, jangan buka. File jenis ini bisa menyebarkan malware atau ransomware. Jangan jalankan file kecuali Anda benar-benar yakin sumbernya.
- Pengirim Tak Biasa. Periksa alamat email pengirim. Meski terlihat berasal dari orang atau lembaga terverifikasi, coba telaah detailnya. Alamat yang menggunakan domain publik (Gmail, Yahoo) atau domain berbeda (misal nama@bisnisterpercaya.net vs semestinya nama@bisnisterpercaya.com) patut dicurigai. Jika pengirimnya tidak dikenal atau format emailnya aneh, lebih baik diabaikan.
- Tata Bahasa dan Ejaan Buruk. Banyak email phising menggunakan bahasa yang kaku, salah ketik, atau tata bahasa yang buruk. Perhatikan frasa yang janggal atau literal translation. Lembaga resmi hampir selalu memeriksa konten sebelum dikirimkan kepada publik. Jika email dari “bank Anda” berbahasa kacau, besar kemungkinan itu phising.
- Website Palsu. Jika email meminta Anda membuka situs tertentu, berhati-hatilah. Situs phising sering disamarkan seperti versi palsu website resmi, lengkap dengan logo. Sebagai contoh, pernah ada website banking palsu yang menawarkan hadiah uang dengan tampilan mirip bank, atau portal bantuan sosial COVID-19 fiktif yang ramai akhir-akhir ini. Selalu cek ulang URL di address bar dan cari keaslian sertifikat SSL (ikon gembok).
- Peringatan Browser. Peramban (browser) modern biasanya dilengkapi fitur keamanan. Jika Anda masuk ke situs berbahaya, browser akan mengeluarkan peringatan (seperti halaman “tidak aman”). Jangan abaikan peringatan ini; segera tinggalkan situs tersebut. Ini salah satu lapisan pertahanan otomatis dari browser untuk melindungi Anda.
Secara singkat, phising adalah serangan memanfaatkan rekayasa sosial. Dengan memahami ciri-ciri di atas, Anda bisa lebih waspada dan tidak langsung terjebak begitu menerima pesan mencurigakan.
Baca Juga: Apa Itu XSS? Pengertian, Jenis, dan Cara Mencegahnya?
Dampak Phising
Serangan phising bisa berakibat serius. Korban dapat kehilangan uang, data pribadi, hingga reputasi. Setelah data pribadi dicuri, pelaku bisa meretas akun email, media sosial, hingga rekening bank korban. Ada pula kasus korban yang identitasnya dipakai untuk penipuan lebih lanjut (penipuan atas nama korban). Selain kerugian finansial, korban bisa mengalami stres karena harus pulihkan akun dan melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib. Singkatnya, phising adalah tindakan kriminal yang berbahaya bagi keuangan dan reputasi.
Cara Mencegah Serangan Phising
Mencegah phising perlu kesadaran dan alat yang tepat. Berikut tips praktis untuk melindungi diri dari phising:
- Jangan Klik Link Mencurigakan. Jika mendapat email, SMS, atau pesan di media sosial dari sumber tak dikenal, hindari klik tautan di dalamnya. Terlebih jika pesan tersebut memaksa Anda segera bertindak, waspadalah. Biasakan memverifikasi sumber pesan dengan mencari langsung ke situs resmi atau menghubungi pihak terkait (bank, penyedia layanan) melalui kontak resmi.
- Kenali Saluran Resmi. Pastikan setiap komunikasi dengan bank atau layanan keuangan dilakukan lewat kanal resmi, misalnya situs web atau nomor telepon resmi. Tidak pernah melalui email sembarangan, WhatsApp bukan saluran utama bank, dan media sosial hanya untuk pengumuman umum. Jika ragu ada permintaan data, hubungi lembaga langsung.
- Belanja di Situs Aman. Saat bertransaksi online, periksa URL situs belanja. Pastikan situs tersebut menggunakan protokol HTTPS dan muncul ikon gembok di bilah alamat browser. Hindari masuk ke akun penting melalui jaringan Wi-Fi publik tanpa perlindungan (gunakan VPN jika perlu). Sering-sering cek email tagihan atau notifikasi transaksi untuk mendeteksi aktivitas tak biasa.
- Gunakan Kata Sandi Kuat dan Unik. Selalu buat password yang sulit ditebak, panjang, dan berbeda untuk setiap akun online. Pertimbangkan penggunaan password manager. Bila memungkinkan, aktifkan autentikasi dua faktor (2FA) pada layanan yang Anda gunakan. Usaha ekstra ini bisa mencegah peretas meski mereka memperoleh password lewat phising.
- Waspada Saat Diminta Informasi. Ingatlah bahwa lembaga tepercaya (bank, provider, layanan online) tidak akan meminta data pribadi sensitif melalui email atau telepon sembarangan. Jika ada pesan meminta Anda mentransfer uang, memasukkan nomor rekening, atau mengonfirmasi detail kartu kredit, segera curigai sebagai phising. Jangan pernah membagikan kode OTP atau PIN Anda dengan siapapun.
- Filter Spam & Keamanan Email. Aktifkan filter spam pada layanan email Anda. Filter ini memblokir email yang terindikasi phising berdasarkan pola tertentu. Meskipun tidak sempurna, ini menjadi lapisan pertama. Selain itu, instal atau aktifkan fitur anti-phishing pada browser dan program keamanan (antivirus) untuk mendeteksi situs berbahaya.
- Edukasi dan Pelaporan. Perusahaan atau institusi harus melakukan pelatihan kesadaran keamanan (security awareness) agar setiap karyawan atau keluarga terdekat mengenali risiko phising. Individu juga harus melaporkan percobaan phising ke layanan keamanan siber atau polisi siber. Di Indonesia, Anda bisa melapor ke ID-SIRTII/CC (kominfo) untuk ditindaklanjuti.
- Periksa Rutinitas Keamanan. Lakukan rutin pemeriksaan perangkat digital Anda (komputer, smartphone). Pastikan sistem operasi dan aplikasi selalu diperbarui patch keamanannya. Periksa akun penting Anda dari waktu ke waktu (log aktivitas, login history). Simpan cadangan data penting agar jika akun tertipu, kerugian bisa diminimalisasi.
Banyak langkah pencegahan ini didukung riset keamanan global. Kaspersky dan organisasi keamanan lainnya menekankan bahwa kesadaran pengguna adalah kunci utama. Dengan selalu kritis dan hati-hati, phising adalah ancaman yang bisa diminimalkan risikonya.
Contoh Kasus Phising di Indonesia
Contoh nyata phising di Indonesia membantu mengilustrasikan bahayanya. Selain skema Mama Minta Pulsa tadi, banyak kasus pemalsuan website lembaga publik atau swasta. Misalnya, pernah marak situs palsu bantuan sosial (bansos) COVID-19 yang meminta korban memasukkan data pribadi untuk “pencairan”, atau email iming-iming hadiah belanja Lebaran palsu. Seringnya modus baru bermunculan: belakangan ramai pula phising via WhatsApp yang mengarahkan korban ke link palsu pembelian diskon, serta phising telepon yang menakut-nakuti korban agar transfer uang. Kasus-kasus ini menunjukkan phising adalah jebakan beragam yang memerlukan kewaspadaan di mana saja – dari inbox email sampai ponsel Anda.
Kesimpulan
Akhirnya, perlu diingat: phising adalah kejahatan siber nyata yang bisa menyerang siapa saja. Keamanan digital harus menjadi prioritas. Dengan memahami pengertian, jenis, dan ciri phising seperti dijelaskan di atas, Anda dapat lebih waspada. Terapkan tips pencegahan secara konsisten, dan ajarkan keluarga atau rekan kerja tentang tanda-tanda phising.
Jika Anda tertarik memperkuat kemampuan digital dan memahami keamanan internet lebih dalam, pertimbangkan untuk mengikuti KelasFullstack CodePolitan. Kelas online ini dirancang belajar Fullstack Web Developer from A to Z. Selain mendapatkan skill pemrograman yang dibutuhkan industri, peserta juga belajar praktik keamanan dasar. Program ini cocok bagi yang menginginkan karir bagus, gaji tinggi, dan mampu membuat situs atau aplikasi untuk bisnis online sendiri. Pelajari lebih lanjut di situs resmi CodePolitan dan mulai tingkatkan keterampilan Anda!
Referensi:
- OCBC NISP (2023). “Apa itu Phising? Pengertian, Jenis, dan Cara Menghindarinya”.
- IDADX Report (2023). “Serangan Phishing di Indonesia Terus Meningkat, Berikut Data Lengkapnya”.
- Hostinger (2025). “Apa Itu Phising? Memahami Arti, Jenis Phising, dan Ciri-Cirinya”.
- UICI (2025). “3 Modus Kejahatan Digital Paling Mengancam di 2025”.
- Suara.com (2025). “8 Juta Serangan Phishing Mengintai Belanja Online: Ini Tips Aman dari Kaspersky”.
What do you think?
Reactions





