Apakah Skill Coding Masih Relevan di Tahun 2025? Simak Yuk!

Profile
Prasatya

20 Juli 2025

Apakah Skill Coding Masih Relevan di Tahun 2025? Simak Yuk!

Di era transformasi digital, skill coding sering dipertanyakan relevansinya karena munculnya platform no-code/low-code dan kemajuan AI. Namun justru di sinilah peluang terbuka lebar. Permintaan akan tenaga programmer dan developer masih tinggi. Banyak perusahaan membutuhkan keahlian ini untuk mengembangkan aplikasi dan sistem informasi. Coding bukan sekadar menulis instruksi; ia melatih cara berpikir terstruktur dan kemampuan problem solving yang akan selalu dibutuhkan bahkan saat banyak pekerjaan mulai diotomatisasi. Menurut Hacktiv8 (2025), “permintaan tenaga kerja di bidang teknologi… khususnya developer dan engineer masih terbilang tinggi”. Dengan kata lain, skill coding tetap menjadi bekal penting bagi karir TI yang sukses.

Komputasi modern bergantung pada kode dalam banyak aspek kehidupan kita. Coding adalah bahasa komputer yang dipakai untuk memberi instruksi pada mesin. Dengan menulis kode inilah seorang programmer dapat membuat aplikasi, situs web, atau perangkat lunak yang menjalankan berbagai fungsi. Contohnya, setiap aplikasi mobile, situs e‑commerce, atau sistem perbankan digital dibangun melalui baris-baris kode. Coding mencakup beragam bahasa pemrograman (seperti Python, JavaScript, PHP, C#, dan lainnya) yang masing‑masing memiliki sintaks dan aturan khusus. Pemahaman dasar tentang sintaks dan logika pemrograman adalah kunci untuk memahami cara kerja teknologi digital. Selain itu, belajar coding juga membentuk mindset logis: seorang programmer diajarkan untuk memecahkan masalah secara sistematis dan berpikir terstruktur.

Apa Itu Coding?

Image

Coding adalah proses menulis instruksi dalam bahasa pemrograman untuk memberi tahu komputer apa yang harus dilakukan. Instruksi ini disebut kode, dan digunakan untuk membuat berbagai macam program seperti aplikasi, website, game, bahkan sistem operasi.

Bayangkan komputer sebagai alat yang sangat pintar, tapi tidak bisa melakukan apa-apa tanpa perintah. Nah, coding adalah cara kita "berkomunikasi" dengan komputer melalui bahasa yang bisa ia pahami—seperti Python, JavaScript, HTML, C++, dan lainnya.

Relevansi Skill Coding di Tahun 2025

Banyak yang bertanya: dengan adanya AI dan alat no-code, apakah skill coding masih diperlukan? Jawabannya, jelas ya. Meskipun platform no-code memudahkan pembuatan aplikasi sederhana, ia masih mempunyai batasan fungsi. Untuk kebutuhan kompleks atau fitur khusus, diperlukan keahlian kode manual. Bahkan Hacktiv8 menegaskan bahwa skill coding masih relevan “berdasarkan tren industri” dan banyak lowongan untuk posisi developer serta engineer. Data mendukung fakta ini. Permintaan tenaga kerja di bidang teknologi terus meningkat. Campus Digital mencatat bahwa “permintaan tenaga kerja di bidang teknologi terus meningkat, dan programmer adalah salah satu profesi yang paling dicari”. Artinya, menguasai coding membuka berbagai peluang karir di industri IT masa kini dan mendatang.

Para developer juga membutuhkan kemampuan analisa yang mendalam saat bekerja dengan sistem besar. Kemajuan alat bantu berbasis AI (seperti GitHub Copilot, OpenAI Codex, atau Tabnine) memang bisa mempercepat penulisan kode sederhana. Namun, peran AI lebih sebagai asisten. Sebagai contoh, GitHub Copilot dapat membaca konteks kode yang sudah ada lalu memberikan saran potongan kode selanjutnya. Ini memudahkan programmer dalam menulis kode lebih cepat. AI juga membantu debugging dan mengusulkan perbaikan rutin. Meski begitu, untuk tugas pengembangan software yang kompleks (termasuk desain arsitektur, penanganan keamanan, dan inovasi fitur), sentuhan manusia tetap diperlukan. AI tidak bisa menghasilkan solusi kreatif dengan sendirinya tanpa arahan manusia.

Baca Juga: Haruskah Tetap Belajar Coding di Era AI? Simak Faktanya!

AI, Otomatisasi, dan No-Code: Ancaman atau Peluang?

Kini teknologi otomatisasi semakin maju, menimbulkan kekhawatiran akan menggantikan programmer. Namun bukan berarti coding akan punah. Justru AI dan no-code dapat dilihat sebagai alat baru yang mempermudah pekerjaan developer profesional. Sebagaimana Appian (2023) menyatakan, “low-code will not replace high-code developers” karena aplikasi kompleks masih memerlukan pemrograman manual. Low-code/ no-code bagus untuk prototyping atau aplikasi bisnis sederhana, tapi tidak fleksibel jika menghadapi kebutuhan custom atau integrasi spesifik.

Sebaliknya, para profesional coding justru dapat memanfaatkan teknologi baru ini. Generative AI misalnya bisa menangani tugas-tugas repetitif seperti menulis ulang kode sederhana, menyarankan dokumentasi, atau mempercepat debugging. Namun kemampuan ini akan lebih maksimal jika programmer memahami dasar coding secara mendalam. Seperti yang diingatkan dalam blog mahasiswa Telkom University, “AI bisa membantu developer agar lebih cepat dan efisien, tapi bukan berarti mereka akan menghilangkan peran manusia sepenuhnya”. AI tidak bisa sendiri menciptakan aplikasi sesuai visi pengguna tanpa bimbingan developer. Artinya, skill coding tetap diperlukan untuk mengontrol, memodifikasi, dan menyempurnakan kode yang dihasilkan oleh mesin. Kemampuan beradaptasi terhadap alat baru justru akan membuat keahlian coding kita semakin berharga di era kolaborasi manusia-AI.

Peluang Karir Berbasis Skill Coding Menguasai coding dapat membuka banyak pintu karir, terutama di era di mana digitalisasi melekat di semua sektor. Beberapa profesi yang sangat menghargai skill coding antara lain:

  • Full Stack Developer: Spesialis yang menangani seluruh rangkaian pembangunan aplikasi web, mulai dari frontend hingga backend. Full stack developer menguasai HTML, CSS, dan JavaScript (untuk tampilan/interface) serta bahasa seperti Python, PHP, atau Node.js untuk sisi server. Mereka paham juga penggunaan database (MySQL, MongoDB, dsb) serta deployment aplikasi. Kemampuan menyeluruh ini membuat full stack developer sangat dibutuhkan, terutama untuk tim startup atau proyek kecil di mana satu orang mengerjakan banyak bagian.

  • Back End Developer: Fokus pada “otak” aplikasi—yakni server, logika bisnis, dan database. Back end developer bertanggung jawab memastikan fitur seperti otentikasi pengguna, pengolahan data, dan keamanan sistem berjalan lancar. Mereka mahir pada bahasa pemrograman server (misalnya Java, Python, Go, PHP) serta teknologi penyimpanan data (SQL, NoSQL). Profesi ini krusial karena tampilan cantik tak akan berarti tanpa fungsi di balik layar yang stabil.

  • Front End Developer: Fokus pada antarmuka dan pengalaman pengguna (UI/UX). Profesi ini kerap menguasai HTML, CSS, dan JavaScript beserta kerangka kerja (React, Vue, Angular) untuk membangun tampilan web interaktif. Front end developer merancang tata letak, animasi, dan elemen visual agar aplikasi mudah digunakan. Selera desain serta pemahaman prinsip user experience membuat mereka menciptakan aplikasi yang tidak hanya berfungsi, tapi juga menarik.

  • Software Engineer: Pekerjaan ini lebih bersifat arsitektur perangkat lunak. Software engineer selain menulis kode juga terlibat dalam merancang, menguji, dan memelihara sistem skala besar. Mereka memahami pola desain software, rekayasa sistem, serta lifecycle pengembangan perangkat lunak. Skill coding bagi software engineer meliputi berbagai bahasa serta kemampuan problem solving tingkat lanjut. Karena cakupan pekerjaan luas, engineer sering memimpin tim pengembangan besar dan mampu menjembatani antara kebutuhan bisnis dan teknis.

Semua profesi di atas umumnya menawarkan gaji tinggi. Fenomena ini sesuai dengan data industri: kebutuhan programmer semakin meningkat dan banyak perusahaan siap menawarkan kompensasi menarik untuk talenta TI. Programmer dan developer dinilai sebagai profesi dengan peluang karir yang luas. Tidak hanya di perusahaan teknologi, tetapi berbagai sektor finansial, ritel, kesehatan, hingga pemerintahan kini juga mencari skill coding agar dapat mengoptimalkan operasional berbasis software.

Baca Juga: 3 Rekomendasi AI Terbaik untuk Coding agar Pemrograman Lebih Mudah

Cara Memulai dan Meningkatkan Skill Coding

Untuk mempersiapkan diri berkarir di bidang tersebut, ada beberapa langkah praktis belajar coding:

  • Tentukan Tujuan: Awali dengan bertanya pada diri sendiri: mengapa ingin belajar coding? Apakah untuk membuat website, aplikasi mobile, atau sekadar memahami teknologi? Menetapkan tujuan membantu Anda memilih fokus pembelajaran. Misalnya, jika ingin jadi web developer, mulailah dari HTML dan CSS. Jika tertarik pengembangan aplikasi data, pelajari Python atau R. Tujuan yang jelas membuat perjalanan belajar terarah.
  • Pilih Bahasa dan Materi Awal: Setelah memiliki tujuan, tentukan bahasa pemrograman pertama yang akan dipelajari. Setiap bahasa punya konteks berbeda. Contohnya, HTML/CSS cocok untuk web design, JavaScript untuk logika di browser, Python dan Java untuk aplikasi server, dan C/C++ untuk sistem atau pemrograman embedded. Mulailah pelajari dasar sintaks dan struktur sederhana terlebih dahulu. Jangan sekaligus belajar banyak bahasa; fokus satu demi satu untuk memantapkan konsep.
  • Manfaatkan Sumber Belajar Gratis dan Pembelajaran Terpandu: Ada banyak situs dan platform yang menyediakan tutorial coding gratis berkualitas, seperti freeCodeCamp, W3Schools, Khan Academy, atau tutorial interaktif di Codecademy dan CodePolitan. Video YouTube juga bisa menjadi sumber belajar berguna. Jika membutuhkan bimbingan lebih intensif, pertimbangkan kursus online. Misalnya, CodePolitan menyediakan program Fullstack Web Developer dengan materi dari A sampai Z, ideal bagi pemula maupun yang ingin memperdalam skill coding.
  • Praktik dengan Proyek Kecil: Coding paling efektif dipelajari lewat praktek. Setelah belajar teori, langsung aplikasikan dalam proyek sederhana. Misalnya, buat halaman web pribadi, kalkulator digital, atau game kecil. Setiap kali Anda mengerjakan proyek, kemampuan debugging dan pemecahan masalah akan terasah. Terus tambahkan fitur baru atau tantangan agar kemampuan Anda berkembang.
  • Bergabung dengan Komunitas: Berinteraksi dengan programmer lain dapat mempercepat pembelajaran. Komunitas online seperti Stack Overflow, forum GitHub, atau grup di media sosial sering menjadi tempat saling tanya jawab. Anda juga bisa ikut hackathon, meetup coding, atau forum lokal. Ketika menemui kendala, selain mencari solusi di internet, tanyakan ke komunitas. Wawasan dari pengalaman orang lain sangat berharga.
  • Terus Beradaptasi dengan Teknologi Baru: Dunia teknologi berubah cepat. Biasakan untuk membaca artikel, mengikuti kursus baru, dan bereksperimen dengan tools terkini. Misalnya, eksplorasi framework JavaScript terbaru, teknologi cloud, atau konsep AI/ML jika relevan. Dengan demikian, skill coding Anda selalu selaras dengan kebutuhan industri.

Kesimpulan

Skill coding tetap menjadi fondasi penting di era teknologi. Kemampuan ini tidak hanya memberi peluang karir menjanjikan, tetapi juga melatih pola pikir yang dibutuhkan banyak bidang. Bagi Anda yang bercita-cita sebagai developer web atau aplikasi, ketersediaan kelas online seperti Kelas Fullstack Web Developer di CodePolitan bisa menjadi langkah awal yang tepat. Menurut roadmap CodePolitan, program belajar fullstack ini dirancang “dari A ke Z” bagi yang ingin menjadi full stack developer. Materi mencakup HTML, CSS, JavaScript, PHP, dan framework populer, hingga pembuatan aplikasi nyata. Dengan mengikuti kelas seperti ini, Anda akan mendapatkan pelatihan sistematis, keterampilan yang dicari industri, serta peluang mendapatkan gaji tinggi sebagai developer.

Sebagai penutup, jangan takut menghadapi tantangan teknologi baru. Gunakan skill coding Anda sebagai alat untuk berinovasi, entah membuat startup baru, aplikasi game, atau solusi bisnis. Dengan pemahaman yang kuat dan belajar terus-menerus, skill coding akan selalu relevan dan menjadi modal utama menuju karir gemilang di dunia TI.

Image

Ingin karir cemerlang di bidang Fullstack Web Development? KelasFullstack CodePolitan menyediakan program online dari A sampai Z khusus untuk pembelajar coding. Pelajari mulai pemrograman HTML, CSS, JavaScript, hingga backend (PHP, Laravel) dan database. Cocok bagi pemula atau profesional yang ingin meningkatkan skill coding, berkarir di industri teknologi, mendapatkan gaji tinggi, serta mampu membuat website dan aplikasi sendiri. Daftar sekarang di CODEPOLITAN

Referensi

  • Campus Digital – “Manfaat Belajar Programming untuk Masa Depan”
  • Widiames Rana Ing Golan – “AI dan Software Development: Apakah Masa Depan Coding Ada di Tangan Mesin?”
  • Appian (2023) – “Will Low-Code Replace Developers? Here’s 5 Reasons It Won’t!”
  • CodePolitan – Roadmap: Menjadi Fullstack Web Developer (KelasFullstack)

What do you think?

Reactions