Top 5 Bahasa Pemrograman untuk Anak-anak & Remaja di Tahun 2025

Profile
Prasatya

21 Juli 2025

Top 5 Bahasa Pemrograman untuk Anak-anak & Remaja di Tahun 2025

Beberapa contoh bahasa pemrograman populer di kalangan anak-anak, termasuk Scratch (ikon kucing), Python, dan JavaScript. Bahasa-bahasa ini memiliki antarmuka atau sintaks yang bersahabat bagi pemula. Di tengah era digital, mengajarkan coding kepada anak sama pentingnya dengan mengajarkan matematika atau sains, karena dapat melatih logika, kreativitas, dan kemampuan pemecahan masalah sejak dini. Artikel ini akan mengulas lima bahasa pemrograman terbaik untuk anak-anak dan remaja di 2025, lengkap dengan detail dan saran kursus yang sesuai.

Image

Banyak bahasa pemrograman modern juga dirancang agar mudah dipelajari anak-anak. Misalnya, Scratch menyediakan antarmuka blok visual sehingga anak-anak tidak perlu mengetik sintaks rumit. Dengan platform dan metode yang tepat, anak Anda bisa langsung membuat game, animasi, atau proyek interaktif hanya dalam hitungan jam. Pendekatan belajar yang menyenangkan ini membuat anak bersemangat mencoba berbagai ide kreatif tanpa takut salah menulis kode.

1. Scratch & Bahasa Pemrograman Visual

Contoh antarmuka Scratch dengan blok-blok kode visual berwarna. Scratch adalah salah satu bahasa pemrograman visual terbaik untuk pemula. Diperkenalkan oleh MIT Media Lab tahun 2007 khusus untuk anak-anak, Scratch memungkinkan pengguna membuat animasi, game, dan cerita interaktif hanya dengan menyusun blok instruksi. Anak cukup “drag-and-drop” blok kode sesuai alur yang diinginkan, tanpa harus menulis kode teks sama sekali. Pendekatan ini sangat intuitif, sehingga anak dapat fokus pada logika dan kreativitas cerita, tanpa khawatir kesalahan sintaksis. Saat program dijalankan, anak dapat langsung melihat hasil karyanya, yang mendorong semangat belajar dan bereksperimen lebih lanjut. Scratch kini digunakan oleh jutaan anak dan remaja sebagai langkah awal memahami dasar-dasar pemrograman.

  • Kelebihan Scratch: Antarmuka ramah anak, tanpa kode teks yang rumit. Blok kode terstruktur memudahkan pemahaman konsep seperti loop, variabel, dan event. Hasilnya berupa animasi dan game interaktif yang seru.
  • Terbaik untuk: Anak usia 6–10 tahun; pembelajar visual; pemula yang ingin pengalaman coding pertama yang menyenangkan.

Dengan Scratch, anak-anak dapat mengembangkan prinsip pemrograman dasar dengan cara bermain. Mereka belajar menyusun logika program (seperti pemilihan blok bersyarat atau perulangan) sambil membuat proyek seni digital atau game sederhana. Platform ini juga gratis dan berbasis web, sehingga mudah diakses kapan saja. Alternatif serupa termasuk Blockly atau Tynker, tetapi Scratch tetap menjadi standar emas bagi pemula di tahun 2025.

2. Python

Python adalah bahasa pemrograman berbasis teks yang sangat populer dan ramah pemula. Sintaks Python yang sederhana dan “mendekati bahasa manusia” memudahkan anak-anak membaca dan menulis kode. Bahasa ini sangat fleksibel – selain untuk membuat aplikasi dan game sederhana, Python juga banyak digunakan di bidang kecerdasan buatan, ilmu data, dan pengembangan web. Misalnya, Python merupakan bahasa utama untuk pemrograman AI dan data science, serta sering digunakan Google, Netflix, dan Disney dalam proyek teknologi mereka. Dengan banyaknya pustaka dan sumber belajar online gratis, anak-anak bisa mencoba membuat game petualangan, kuis interaktif, atau proyek eksperimen sains menggunakan Python. Belajar Python juga mengajarkan konsep pemrograman penting (seperti loop, fungsi, dan variabel) yang sangat berguna untuk pembelajaran lanjutan.

  • Kelebihan Python: Sintaks bersih dan mudah dipahami; bahasa serbaguna untuk game, aplikasi, dan ilmiah. Banyak modul dan komunitas besar mendukung pembelajaran.
  • Terbaik untuk: Anak usia 10+; tertarik dengan pemrograman berbasis teks, AI, data science, atau pengembangan aplikasi.

Python menjadi bahasa pemrograman untuk anak-anak yang populer karena tingkat belajarnya rendah namun hasilnya mendalam. Anak dapat belajar membuat game sederhana (seperti game “Tebak Angka”), skrip otomatisasi, atau bahkan robot sederhana menggunakan Raspberry Pi dengan Python. Keserbagunaannya berarti keterampilan Python dapat terus berkembang saat anak memasuki jenjang pendidikan tinggi atau karier teknologi di masa depan.

Baca Juga: Coding Mulai Merambah Dunia Anak, Bantu Membentuk Pola Pikir Kreatif

3. JavaScript

JavaScript adalah bahasa pemrograman utama untuk web interaktif. Hampir semua browser (Chrome, Firefox, Safari) mendukung JavaScript, sehingga cocok bagi anak-anak yang ingin membuat situs web atau permainan berbasis browser. Dengan JavaScript, elemen di halaman web bisa bergerak dan merespon aksi pengguna. Misalnya, anak bisa membuat animasi interaktif menggunakan pustaka seperti p5.js, atau merancang game web sederhana dengan mesin game JavaScript (seperti Phaser). Kode JavaScript dapat langsung dijalankan di browser tanpa instalasi tambahan.

  • Kelebihan JavaScript: Langsung terlihat di web; mudah dikombinasikan dengan HTML/CSS untuk hasil visual. Banyak tutorial dan proyek kreatif tersedia.
  • Terbaik untuk: Anak usia 11+; calon pengembang web dan desainer game; anak yang senang mengeksplorasi konten internet.

JavaScript mengajarkan konsep pemrograman seperti manipulasi elemen dan logika event, sama seperti bahasa pemrograman lain. Ini adalah bahasa pemrograman untuk anak-anak yang menyukai web dan kreativitas digital. Dengan belajar JavaScript, mereka bisa langsung “menghidupkan” situs portofolio pribadi, permainan memori berbasis web, atau aplikasi kecil yang menampilkan data interaktif. Selain itu, pengetahuan JavaScript menjadi modal penting bagi pengembangan selanjutnya (misalnya React untuk web, atau Node.js untuk backend).

4. Lua (untuk Roblox)

Lua adalah bahasa pemrograman ringan yang banyak digunakan untuk membuat game, khususnya di platform Roblox yang sangat populer di kalangan anak dan remaja. Di Roblox Studio, anak-anak dapat menulis skrip Lua untuk menentukan perilaku karakter, mekanisme permainan, dan fitur game lainnya. Sintaks Lua yang sederhana mirip dengan Python membuatnya cepat dipelajari oleh pemula.

  • Kelebihan Lua: Ringan dan cepat; dirancang untuk skrip game. Banyak game terkenal (World of Warcraft, Angry Birds) juga memanfaatkan Lua di balik layar.
  • Terbaik untuk: Anak usia 8+; calon pengembang game; penggemar Roblox.

Belajar Lua sangat bermanfaat bila anak Anda bermimpi membuat game. Mereka bisa merancang mini-game atau “obby” (obstacle course) di Roblox, membagikannya ke jutaan pemain lain, bahkan menghasilkan Robux jika populer. Lua juga merupakan “bahasa pemrograman untuk anak-anak” yang ideal karena mengajarkan konsep coding melalui proyek nyata: membuat dunia permainan mereka sendiri. Banyak kurikulum coding anak di Indonesia memasukkan Lua karena bentuknya yang langsung praktis dan hasilnya instan (anak bisa bermain karyanya sendiri).

5. Java (bahasa pemrograman Minecraft)

Java adalah salah satu bahasa pemrograman paling umum di dunia, dan dikenal sebagai “bahasa pemrograman resmi” untuk mengembangkan mod Minecraft. Di dalam Minecraft, pemain dapat mengubah lanskap, karakter, atau membuat plugin dengan menulis kode Java. Memodifikasi Minecraft dengan Java membuat belajar kode terasa seperti bermain game favorit mereka.

  • Kelebihan Java: Kode lebih terstruktur karena statically typed; aplikasinya sangat scalable dan tahan lama. Java juga banyak dipakai di industri: sekitar 90% perusahaan Fortune 500 menggunakan Java dalam produk mereka.
  • Terbaik untuk: Anak usia 10+; siap belajar konsep pemrograman lebih rumit (variabel tipe, OOP); penggemar Minecraft dan game kelas lanjut.

Karena Java membutuhkan pemahaman tipe data, mempelajarinya bisa lebih menantang daripada Scratch atau Python. Namun demikian, Java membuka banyak kemungkinan: membuat aplikasi Android sederhana, sistem backend, atau engine permainan. Belajar Java di tahap awal (seperti membuat mod Minecraft) akan memberikan landasan kuat bagi anak jika nanti mengambil pelajaran ilmu komputer lebih tinggi. Java juga mengajarkan disiplin sintaks yang ketat, sekaligus konsep umum pemrograman berorientasi objek.

Baca Juga: Tips Bocoran Para Gen Z, Yang Mau Belajar Coding Gratis Bersertifikat

Tambahan 2 Bahasa Pemrograman Untuk Anak!

6. C# (untuk Pengembangan Game Unity)

C# (dibaca “C-Sharp”) adalah bahasa populer yang digunakan pada Unity – mesin game 3D yang sangat terkenal (pemilik game seperti Pokémon GO, Cuphead, Call of Duty, dan Monument Valley). Bahasa ini dibuat oleh Microsoft pada tahun 2002 dan berjalan di platform .NET. Sintaks C# mirip dengan Java sehingga relatif mudah dipelajari jika anak sudah memahami Java. Keunggulan C# adalah dapat membuat game dengan grafis canggih (termasuk VR/AR), aplikasi desktop, dan aplikasi web.

  • Kelebihan C#: Dikembangkan untuk aplikasi yang kuat dan tahan lama; sangat cocok untuk game 3D berperforma tinggi. Mendukung konsep visual dengan Unity, di mana anak bisa melihat efek fisika dan animasi interaktif.
  • Terbaik untuk: Anak usia 12+; calon desainer atau developer game; anak yang tertarik membuat dunia game 3D atau belajar coding dengan visual fisika.

Belajar C# dan Unity sangat bermanfaat bagi anak yang sudah siap melangkah ke pengembangan game serius. Dengan Unity, anak dapat membuat game sendiri dari nol, bahkan berpotensi mendapatkan penghasilan. Kelas online untuk Unity dan C# banyak tersedia jika anak ingin kursus atau panduan lebih terstruktur.

7. C++

C++ adalah bahasa pemrograman tingkat menengah yang sering digunakan untuk software performa tinggi dan game AAA. Bahasa ini mengizinkan kontrol penuh terhadap memori dan optimisasi, sehingga hasilnya sangat efisien. C++ menjadi fondasi bagi banyak engine game besar, termasuk Unreal Engine yang digunakan untuk membuat game seperti Fortnite dan Batman: Arkham City.

  • Kelebihan C++: Kinerja sangat tinggi; digunakan di sistem operasi dan game engine terkemuka. Mendukung konsep OOP (Object Oriented Programming) yang kuat.
  • Terbaik untuk: Anak usia 13+; remaja serius persiapan jurusan ilmu komputer; calon insinyur perangkat lunak atau developer game kelas tinggi.

Meskipun C++ lebih kompleks dan memerlukan waktu lebih lama untuk dikuasai, keahlian ini sangat bernilai. Anak yang memahami C++ akan memiliki pemahaman mendalam tentang cara kerja komputer. Biasanya, C++ diperkenalkan di tingkat sekolah menengah atas atau awal perguruan tinggi. Jika anak Anda impiannya membuat game blockbuster atau aplikasi perangkat keras, belajar C++ sejak remaja dapat menjadi langkah awal yang tepat.

Cara Memilih Bahasa Pemrograman yang Tepat

Memilih bahasa pemrograman ideal bergantung pada minat dan tujuan anak. Berikut beberapa tips:

  • Pilih berdasarkan minat/hobi: Misalnya, jika anak suka membuat cerita interaktif, Scratch atau bahasa visual lainnya cocok. Jika ia tertarik membuat situs web, JavaScript sangat relevan. Penggemar Minecraft bisa mulai dengan Java, sementara pembuat game Roblox bisa belajar Lua.
  • Pertimbangkan keterampilan yang dapat ditransfer: Belajar satu bahasa dapat mempermudah mempelajari bahasa lain. Misalnya, memahami Java membuat transisi ke C# atau C++ lebih mudah karena konsep sintaks yang mirip.
  • Sesuaikan dengan usia dan tingkat kesulitan: Untuk anak sangat muda (6–9 tahun), utamakan bahasa visual seperti Scratch. Anak 10–12 tahun bisa mulai Python atau JavaScript dasar. Remaja yang sudah berpengalaman bisa mencoba C# atau C++.
  • Awali dari yang sederhana: Tidak masalah memulai dari Scratch atau Python sebelum beralih ke yang lebih sulit. Yang terpenting adalah anak terus termotivasi mencoba dan membuat proyek.

Jika bingung, ingat bahwa prinsip pemrograman (logika, algoritma, struktur data) bersifat universal. Anak dapat belajar dasar-dasarnya di mana saja. Kuncinya adalah segera memulai, biarkan mereka bereksperimen, dan dukung minat anak dalam membuat sesuatu yang mereka sukai.

Kesimpulan

Untuk anak atau remaja yang ingin mendalami pemrograman lebih serius, misalnya menuju pengembangan web penuh, CodePolitan menawarkan KelasFullStack. Kelas ini adalah program online belajar Fullstack Web Developer dari A sampai Z. Materinya mencakup semua yang dibutuhkan industri: mulai dari dasar algoritma, HTML/CSS, JavaScript, hingga framework modern. KelasFullstack dirancang untuk yang ingin memiliki karier bagus, keterampilan yang dibutuhkan industri, dan penghasilan tinggi, sambil belajar membuat website atau aplikasi untuk bisnis online mereka sendiri. Bergabung dengan kursus seperti ini bisa memberikan anak Anda panduan tersusun dan mentor berpengalaman, sehingga ia lebih siap menghadapi tantangan teknologi masa depan.

Image

Dengan memahami berbagai bahasa pemrograman di atas, anak Anda punya banyak pilihan jalur belajar. Kuncinya adalah memilih yang sesuai minat dan memberinya dukungan, baik lewat sumber belajar online, workshop, maupun kursus seperti CodePolitan. Selamat belajar dan berkreasi!

What do you think?

Reactions