0

0

0

share


#QATester#SoftwareEngineering#KelasFullstack
0 Reaksi

0 Komentar

Mengenal QA Tester Adalah? Pengertian, Skill, dan Roadmap Karier!

Profile
Prasatya

14 Mei 2025

Mengenal QA Tester Adalah? Pengertian, Skill, dan Roadmap Karier!

QA Tester - Teknologi yang baik tidak hanya ditentukan oleh desain atau fitur yang canggih, tetapi juga oleh kualitas dan kestabilan aplikasinya. QA Tester adalah profesional yang bertanggung jawab memastikan perangkat lunak atau aplikasi berfungsi dengan baik tanpa bug. Mereka melakukan pengujian mendetail terhadap fitur-fitur aplikasi dan bekerja sama dengan tim pengembang untuk menemukan serta memperbaiki masalah sebelum rilis. Dengan adanya QA Tester, developer dapat mendeteksi dan memperbaiki bug lebih awal sehingga produk akhir lebih stabil dan pengalaman pengguna tetap optimal. Artikel ini akan mengulas pengertian QA Tester, perbedaan pengujian manual vs otomatis, keterampilan yang diperlukan, tools yang umum digunakan, serta langkah-langkah praktis untuk memulai karier sebagai QA Tester di industri teknologi.

Pengertian QA Tester

Image

Secara umum, QA (Quality Assurance) Tester adalah profesional yang bertugas memastikan bahwa perangkat lunak berkualitas sebelum digunakan oleh pengguna akhir. QA Tester menguji berbagai fitur aplikasi untuk mencari bug atau kesalahan serta memverifikasi bahwa setiap elemen aplikasi telah memenuhi standar kualitas. Dalam proses ini, QA Tester bekerja sama erat dengan tim pengembang: apabila ditemukan bug, QA Tester membuat laporan detail agar developer dapat segera memperbaiki masalah tersebut sebelum aplikasi diluncurkan. Peran QA Tester sangat penting karena dapat mencegah aplikasi error dan menjaga agar produk software menjadi stabil dan sesuai harapan pengguna.

Selain definisi di atas, IDStar menyebutkan bahwa QA Tester adalah IT Talent yang bertanggung jawab menguji aplikasi untuk menemukan bug, membuat laporan, dan bekerja sama dengan developer dalam memperbaiki masalah kualitas aplikasi. Dengan kata lain, QA Tester berfokus pada quality assurance dari tahap awal pengembangan hingga sebelum aplikasi dirilis. Kesimpulannya, QA Tester adalah profesi yang krusial di setiap proyek teknologi, karena kualitas dan keberhasilan produk sangat bergantung pada pengujian yang mereka lakukan.

Jenis QA Tester: Manual vs Automation

Dalam dunia pengujian perangkat lunak, terdapat dua jenis QA Tester yang umum dikenal, yaitu Manual QA Tester dan Automation QA Tester. Meskipun keduanya memiliki tugas utama yang sama—yakni memastikan kualitas aplikasi—cara kerja keduanya berbeda. Pemilihan tipe QA tester ini biasanya disesuaikan dengan kebutuhan proyek dan kompleksitas aplikasi.

Manual QA Tester

Manual QA Tester melakukan pengujian secara langsung dengan tangan, tanpa menggunakan skrip atau alat otomatisasi. Mereka menjalankan serangkaian test case satu per satu, mengamati hasilnya, dan mencatat bug atau masalah yang ditemukan. Metode manual testing sangat berguna pada tahap awal pengembangan atau saat melakukan exploratory testing untuk aplikasi baru. Tugas utama seorang Manual QA Tester biasanya meliputi:

  • Mengidentifikasi bug dan masalah yang mungkin terlewat oleh pengujian otomatis.
  • Melakukan pengujian eksploratif untuk mengevaluasi pengalaman pengguna secara menyeluruh.
  • Mendokumentasikan setiap hasil pengujian dan melaporkannya ke tim pengembang.

Tools yang sering digunakan Manual QA Tester termasuk JIRA, TestRail, atau Postman untuk manajemen bug dan pengujian API. Keunggulan pengujian manual adalah fleksibilitas dan kemampuan untuk menangani kasus pengujian yang kompleks atau tak terduga oleh skrip. Namun, pengujian manual dapat menjadi memakan waktu jika harus dilakukan berulang kali pada versi aplikasi yang sering update.

Automation QA Tester

Automation QA Tester menggunakan skrip dan alat otomatisasi untuk menjalankan proses pengujian secara berulang. Mereka menulis kode skrip pengujian (misalnya dengan Selenium atau Cypress) yang dapat dijalankan berkali-kali secara otomatis untuk memeriksa fitur aplikasi dengan cepat dan efisien. Pengujian otomatis sangat efektif untuk proyek besar atau pengujian regresi yang memerlukan pengujian berkala dalam jumlah banyak. Tugas utama Automation QA Tester meliputi:

  • Membuat dan menjalankan skrip pengujian untuk mengotomatiskan pemeriksaan fitur aplikasi.
  • Menggunakan tools seperti Selenium, Cypress, atau JMeter untuk pengujian regresi dan kinerja.
  • Menganalisis hasil pengujian otomatis dan melaporkan bug yang ditemukan ke tim pengembang.

Dengan automation testing, waktu yang dibutuhkan untuk menguji berulang kali dapat dipangkas secara signifikan. Tools populer seperti Selenium (untuk web), Appium (untuk mobile), dan JMeter (untuk performa) sering digunakan dalam pengujian otomatis. Meskipun memerlukan kemampuan pemrograman lebih, automation tester dapat melakukan pengujian secara rutin tanpa harus mengulangi pekerjaan yang sama secara manual.

Skill yang Dibutuhkan QA Tester

Image

Berikut ini beberapa keterampilan dan kompetensi penting yang perlu dimiliki oleh seorang QA Tester:

  • Pemahaman Dasar Software Testing – QA Tester adalah peran yang membutuhkan pemahaman konsep dasar pengujian perangkat lunak seperti functional testing, regression testing, dan performance testing. QA Tester juga harus mengerti siklus hidup pengembangan perangkat lunak (SDLC) dan metodologi Agile/Scrum untuk mengikuti proses kerja tim development.

  • Kemampuan Analitis dan Problem-Solving – QA Tester harus mampu berpikir kritis mengidentifikasi pola kesalahan dan menemukan akar masalah. Kemampuan analisis membantu menentukan skenario pengujian yang efektif agar tidak ada bug yang terlewat.

  • Penguasaan Alat Pengujian – Seorang QA Tester perlu terbiasa dengan berbagai tools untuk mempercepat pengujian, seperti Selenium untuk otomatisasi web, Postman untuk pengujian API, serta JIRA atau TestRail untuk manajemen pengujian dan pelaporan bug. Kemampuan menggunakan tools testing modern ini membuat QA tester lebih efisien dalam mengecek kualitas produk.

  • Kemampuan Komunikasi dan Dokumentasi – QA Tester harus dapat menjelaskan temuan bug secara jelas ke tim pengembang agar masalah dapat segera diperbaiki. Keterampilan menulis juga penting untuk membuat laporan pengujian (test report) dan menyusun test case yang sistematis.

  • Keterampilan Teknis Tambahan – Bagi Automation QA Tester, pemahaman bahasa pemrograman (seperti Java, Python, atau JavaScript) sangat berguna untuk membuat skrip pengujian. Namun, bagi Manual Tester, kemampuan berpikir logis dan detail-orientasi sama pentingnya untuk menemukan bug yang tersembunyi.

QA Tester adalah peran yang menuntut kombinasi skills teknis dan non-teknis yang kuat. Dengan menguasai bidang-bidang di atas, seorang QA Tester dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal.

Tools yang Umum Digunakan dalam QA Testing

QA Tester menggunakan berbagai tools untuk membantu proses pengujian. Beberapa tools populer di kalangan QA meliputi:

  • Selenium – Salah satu tools otomatisasi pengujian web yang paling banyak digunakan. Selenium mendukung berbagai bahasa pemrograman (Java, Python, C#) dan berbagai browser. Dengan Selenium, QA tester dapat menulis skrip untuk mengotomatiskan uji fungsionalitas aplikasi web.

  • JMeter – Tool untuk pengujian kinerja dan beban (load testing). JMeter memungkinkan QA tester mensimulasikan banyak pengguna secara bersamaan untuk mengukur respons aplikasi di bawah beban tinggi.

  • Katalon Studio – Platform pengujian otomatisasi yang mudah digunakan untuk web dan mobile. Katalon menyediakan antarmuka visual dan mendukung pemrograman dalam Java/Groovy.

  • Postman – Alat pengujian API yang populer. Postman menyediakan antarmuka intuitif untuk membuat dan mengirim permintaan HTTP ke endpoint API, serta memeriksa respons yang diterima. Sangat berguna untuk memverifikasi komunikasi antar sistem.

  • TestRail – Alat manajemen pengujian untuk merencanakan dan melacak hasil pengujian secara sistematis. QA team dapat membuat rencana pengujian, skenario, dan melaporkan hasil uji coba dengan TestRail.

  • Appium – Tool pengujian otomatisasi untuk aplikasi mobile (iOS/Android). Appium memungkinkan QA tester membuat skrip pengujian untuk aplikasi mobile menggunakan bahasa pemrograman seperti Java atau Python.

(Anda bisa mempelajari lebih banyak tools QA di berbagai sumber atau kursus online untuk memperdalam keahlian Anda dalam software testing.)

Roadmap Karier sebagai QA Tester

Bagi Anda yang tertarik menjadi QA Tester, berikut langkah-langkah praktis yang dapat diikuti:

  1. Pelajari Dasar-dasar Software Testing – Mulailah dengan mempelajari konsep dasar pengujian perangkat lunak. Pelajari jenis-jenis pengujian (manual dan otomatis), metode seperti Agile/Scrum, dan tahapan SDLC. Banyak sumber belajar gratis maupun berbayar tersedia, seperti tutorial di internet, buku, maupun kursus online tentang software testing.

  2. Kuasai Tools QA Testing – Kenali dan latih diri menggunakan tools yang umum dipakai QA Tester. Untuk QA Manual, biasakan diri dengan tools pelaporan bug seperti JIRA atau TestRail serta alat pengujian API seperti Postman. Sementara itu, untuk QA Automation, pelajari framework seperti Selenium, Cypress, atau JMeter agar Anda dapat membuat skrip uji otomatis.

  3. Ikuti Kursus, Bootcamp, atau Sertifikasi – Mengikuti pelatihan formal dapat mempercepat pembelajaran. Banyak program bootcamp atau kursus online yang menawarkan latihan praktis dan proyek nyata tentang QA testing. Hasil proyek tersebut bisa Anda masukkan ke portofolio. Selain itu, sertifikasi resmi seperti ISTQB (International Software Testing Qualifications Board) bisa meningkatkan kredibilitas Anda di mata recruiter.

  4. Bangun Portofolio dan Pengalaman Praktis – Cobalah membuat proyek sampingan atau ikut dalam magang sebagai tester. Portofolio berisi proyek pengujian aplikasi atau bug report Anda dapat menjadi nilai tambah saat melamar pekerjaan. Anda juga dapat bergabung di komunitas QA atau forum teknologi untuk berjejaring dan berbagi pengalaman.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda akan semakin siap memasuki dunia QA Tester. Ingat, QA Tester adalah profesi yang krusial dalam pengembangan software modern, sehingga peluang karier di bidang ini sangat menjanjikan bagi yang serius belajar.

Kesimpulan

QA Tester adalah profesi penting dalam dunia pengembangan perangkat lunak yang bertanggung jawab memastikan kualitas aplikasi sebelum digunakan oleh pengguna. Baik sebagai Manual QA Tester maupun Automation QA Tester, peran ini membutuhkan kombinasi antara pemahaman teknis, ketelitian, kemampuan analisis, dan komunikasi yang baik. Dengan berkembangnya teknologi dan kebutuhan akan produk digital yang stabil, peluang karier sebagai QA Tester semakin luas dan menjanjikan. Anda bisa memulai dari belajar dasar software testing, menguasai tools populer seperti Selenium atau Postman, mengikuti kursus atau bootcamp, hingga membangun portofolio proyek sendiri.

Image

Jika Anda tertarik memperluas kemampuan dalam pengembangan aplikasi, CodePolitan menawarkan kelas Fullstack Web Developer lengkap secara online. Program ini dirancang untuk pemula hingga mahir, mencakup pembelajaran dari dasar frontend hingga backend (A-Z). Dalam kelas Fullstack Web Developer CodePolitan, Anda akan mempelajari skill yang sangat dicari industri, mulai dari HTML/CSS, JavaScript, hingga framework modern.

Di akhir kursus, Anda dapat membuat aplikasi atau situs web sendiri untuk bisnis online atau keperluan profesional. Kelas ini fleksibel dan dipandu mentor berpengalaman sehingga cocok untuk siapa saja yang ingin membangun karier gemilang di dunia programming. Daftar sekarang untuk mulai mempelajari fullstack web development dan tingkatkan peluang karier Anda!

0

0

0

share